Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Burung Kesedihan.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Burung Kesedihan (Bag. 1)
Beberapa waktu kemudian, Putri Berna melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik.
Namun di saat tengah malam, Burung Kesedihan datang lagi dan melumurkan pewarna merah di bibir Putri Berna.
Ia lalu menculik di bayi perempuan dan membangunkan sang putri.
"Lihatlah! Inilah kesedihan! Aku mengambil anakmu," kata Burung Kesedihan.
"Aku akan menyiapkan lebih banyak kesedihan untukmu!" katanya, lalu terbang keluar lewat jendela kamar istana.
Baca Juga : Ini Dia Konsep Dasar Para Karakter Disney yang Dibuat oleh Ilustrator (Bagian 2)
Di pagi hari, Pangeran Demir datang menengok bayinya. Ia sangat terkejut karena bayinya tak ada di tempat tidurnya.
Ia lebih terkejut lagi ketika melihat ada noda merah di bibir Putri Berna. Sang pangeran segera lari menemui ayahnya.
“Kau membawa gadis itu dari gunung. Jangan-jangan, dia suku gunung yang suka memakan daging manusia! Cepat, segera usir istrimu itu!” seru Sultan dengan panik.
Baca Juga : Tinggi Badan Setiap Orang Berbeda-Beda, Penyebabnya Berbagai Macam, lo!
Namun, Pangeran Demir sangat menyayangi Putri Berna. Ia tak percaya kalau istrinya yang memakan bayi mereka. Pasti ada sesuatu yang terjadi.
Maka Pangeran Demir memohon pada ayahnya untuk mengampuni istrinya. Sang sultan akhirnya tidak tega dan mengizinkan Putri Berna tetap tinggal di istana itu.
Waktu pun berlalu. Putri Berna melahirkan bayi perempuan yang kedua.
Burung Kesedihan kembali datang menculik bayi perempuan itu. Ia juga mengoleskan pewarna merah di bibir Putri Berna.
Baca Juga : Ilmuwan Perkenalkan Spesies Baru Katak Mini #AkuBacaAkuTahu
Pangeran Demir lagi-lagi harus membujuk ayahnya, sang sultan, agar tidak mengusir Putri Berna. Walau sangat marah, sang sultan kembali mengabulkan permohonan putranya.
Beberapa waktu kemudian, Putri Berna melahirnya putri ketiga. Pangeran Demir khawatir kalau putranya ini akan hilang juga.
Ia juga tak mau kalau istrinya diusir dari istana. Maka, ia pun berbaring untuk berjaga di malam hari.
Akan tetapi, ketika malam semakin larut, sang pangeran akhirnya tertidur.
Baca Juga : Saat Menggaruk Tubuh, Rasa Gatal Justru Akan Bertambah, Kenapa Begitu?
Pada saat itulah Burung Kesedihan datang lagi. Ia menculik bayi perempuan mereka, mengoles pewarna merah di bibir Putri Berna, lalu terbang pergi.
Ketika Putri Berna terbangun dan tahu anaknya telah hilang, ia menangis dengan sedih.
Ketika tahu cucu ketiganya hilang, Sultan sangat marah. Ia memanggil pengawalnya untuk memenjarakan Putri Berna.
Baca Juga : Apakah Kamu Termasuk Anak yang Kreatif? Cari Tahu Ciri-Cirinya, yuk!
Pangeran Demir sangat panik memikirkan nasib istrinya. Diam-diam, ia membuka pintu penjara dan membebaskan istrinya.
"Aku tak akan membiarkanmu dihukum. Pergilah kemana saja dan jangan kembali ke istana dulu,” pesan Pangeran Demir dengan sedih.
Putri Berna segera pergi dari istana itu dengan penuh kesedihan. Ia kembali ke gunung tempat ia ditinggalkan Burung Kesedihan dulu.
Baca Juga : Wah, Air di Dalam Gelas Bisa Berjalan ke Gelas Kosong! Apa Rahasianya?
Setelah beberapa hari berada di gunung itu, suatu hari, Burung Kesedihan datang lagi. Burung besar itu menyambarnya dan membawanya pergi.
Putri Berna lalu diturunkan di sebuah istana megah. Ketika burung itu menginjak tanah, tiba-tiba ia berubah menjadi seorang pemuda tampan.
Pemuda itu menggandeng Putri Berna masuk ke dalam istana. Karpetnya berkilauan dan perhiasan indah menghiasi ruangan istana itu.
Namun, penghuni istanalah yang membuat Putri Berna terkejut. Tampak banyak dayang-dayang dan tiga anak perempuan yang cantik.
Putri Berna seketika tahu bahwa mereka adalah anak-anaknya yang dulu diculik Burung Kesedihan.
Baca Juga : Benarkah Bermain Basket Bisa Membuat Tambah Tinggi? Inilah Penjelasannya
Ketiga anak itu berseri-seri dan tersenyum, mendekati Putri Berna. Air mata kehabagiaan menetes dari mata Putri Berna.
Ia memeluk ketiga puterinya itu dengan penuh rindu. Pemuda tampan jelmaan Burung Kesedihan, segera menghampiri Putri Berna.
Baca Juga : Fenomena Moonbow Terlihat di Langit Inggris, di Mana Saja Kita Bisa Melihat Moonbow?
"Namaku Doruk. Elmar adalah bibiku. Aku adalah penyihir yang dikutuk menjadi Burung Kesedihan. Aku bisa kembali ke wujudku, jika ada orang yang bisa tabah menghadapi kesedihan-kesedihan hebat.
"Dulu, aku memberimu berbagai kesedihan sampai kau dipukul. Aku juga menculik ketiga anakmu sampai kau hampir kena hukum Sultan. Namun kau tetap menanggung semua kesedihan itu dengan tabah.
"Sebagai imbalan ketabahanmu, aku mengembalikan semua anak yang kau cintai. Aku juga telah membangun istana indah ini untukmu. Sekarang, aku, Doruk, akan menjadi pelayanmu, menggantikan Bibi Elmar.”
Baca Juga : Kadal Water Anole Bisa Bertahan Selama 16 Menit di Bawah Air, Apa Rahasianya?
Putri Berna semakin erat memeluk ketiga putrinya. Air matanya berlinang.
“Tapi, bagaimana dengan nasib ayah dari anak-anakku, Pangeran Demir....” tangis Putri Berna sedih.
“Jangan khawatir, Putri. Pangeran Demir akan datang sendiri menemui Putri,” kata Doruk sambil tersenyum.
Baca Juga : Beredar di Whatsapp Ajakan Menyebar Biji untuk Selamatkan Lingkungan, Apakah Benar?
Di saat yang sama, di tempat lain, Pangeran Demir hidup dalam kesedihan. Ia telah kehilangan ketiga anaknya dan istrinya tercinta.
Sehari-hari, Pangeran Demir menghabiskan waktunya dengan termenung murung sambil makan buah pir. Buah kesukaannya itu sedikit menghibur hatinya.
Suatu hari, terjadi keanehan. Tiba-tiba saja, tidak ada buah pir sama sekali di seluruh kerajaan itu.
Pangeran Demir sangat heran. Ia bertanya pada pelayan tuanya.
“Saya sudah mencari di seluruh pasar. Bahkan sudah memeriksa seluruh pohon pir di kerajaan ini. Tak ada satu pun yang berbuah. Kecuali....” ujar sang pelayan tua dengan wajah agak bingung.
Baca Juga : Benarkah Punya 2 Pusar Kepala Artinya Lebih Nakal? Ini Faktanya
“Kecuali apa?” tanya Pangeran Demir bingung.
“Ketika berjalan ke pasar, saya melihat sesuatu yang ajaib. Saya ragu, apakah tadi saya bermimpi atau tidak...” kata sang pelayan.
Pangeran Demir semakin penasaran.
“Cepat ceritakan, apa yang kau lihat!” kata sang pangeran.
Baca Juga : Besok Akan Ada Earth Hour 2019, Apa Itu Earth Hour, ya? Cari Tahu yuk!
“Saya hampir setiap hari melewati jalan ke pasar itu. Tapi ajaibnya, tadi saya melihat sebuah bangunan istana megah di sana. Kemarin pun bangunan itu belum ada. Kapan istana itu dibangun?” ujar si pelayan tua dengan mata menerawang masih bingung
“Dan ajaibnya, di halaman istana itu ada beberapa pohon pir yang berbuah lebat. Sayangnya, saya tidak berani masuk ke istana itu, Pangeran," katanya lagi.
Pangeran Demir ikut bingung. Ia ragu, apakah pelayan tuanya sudah pikun? Atau dia memang melihat istana yang tiba tiba muncul?
Baca Juga : Cerita Misteri: Nelayan dan Sahabat Misterius (Bag. 1)
Karena penasaran, Pangeran Demir berjalan kaki menuju pasar, seperti yang diceritakan pelayan tuanya tadi. Dan ia ikut tercengang ketika melihat istana besar seperti yang diceritakan pelayannya.
Dengan penasaran, Pangeran Demir masuk ke halaman istana itu. Tampak beberapa pohon pir dengan banyak buah bergelantungan indah dan ranum.
Tangan Pangeran Demir sudah ingin memetiknya. Namun ia teringat, ia harus meminta ijin dulu, sekaligus berkenalan dengan pemilik istana.
Baca Juga : Tisu dan Alat Pengering Tangan, Mana yang Lebih Baik Digunakan?
Ketika tiba di depan pintu istana, pintunya langsung terbuka lebar. Dayang dayang cantik menerimanya dengan penuh hormat dan membawanya ke ruangan utama.
Di tempat itu, ada seorang wanita yang sangat cantik dikelilingi oleh tiga anak yang cantik, menunggunya.
Wanita itu memberi anak tertuanya sebuah bangku, anak keduanya sebuah handuk, dan anak ketiganya sebuah nampan yang di atasnya ada sebuah mangkuk berisi buah pir. Di sebelah mangkuk itu, tampak ada sebuah sendok.
Baca Juga : Mulai Hari Ini, Lihat 3 Planet Sekaligus Sebelum Matahari Terbit, yuk!
Anak tertua meletakkan bangku di lantai. Anak kedua menawarkan handuk kepada Pangeran Demir. Dan anak ketiga meletakkan mangkuk berisi pir.
Pangeran Demir kemudian bertanya kepada anak-anak itu dengan heran,
"Mengapa kalian makan buah pir dengan sendok?”
Baca Juga : Pernah Dengar Lidah Berbulu? Yuk, Lakukan Ini Agar Tidak Mengalaminya!
"Karena manusia sudah makan daging manusia," jawab mereka serempak.
Seketika, kejadian masa lalu melintas di pikiran Pangeran Demir. Pada saat itu, muncullah Doruk si pemuda jelmaan Burung Kesedihan. Ia berteriak,
“Pangeran Demir, lihatlah! Ini Putri Berna, istrimu. Dan inilah ketiga putrimu...”
Baca Juga : Wah, Bandara Ini Punya Therapy Animals untuk Menenangkan Penumpang
Pada saat itu, keluarga yang sudah terpisah itu saling berpelukan sambil menangis sukacita.
Doruk si penyihir berkata, "Putri Berna, saya adalah pelayan anda. Jika anda memberi saya kebebasan, saya akan kembali ke rumah orangtuaku sendiri.”
Baca Juga : Sebelum Jadi Karakter di Film Animasi, Lihat Dulu Konsep Asli Tokoh Disney, yuk!
Pangeran Demir dan Putri Berna sangat bersyukur mereka bisa bertemu kembali. Mereka dengan senang hati memberi kebebasan pada Doruk untuk pulang ke rumah orangtuanya.
Mereka lalu menyiapkan sebuah pesta, karena menyadari, sejak saat itu mereka tak akan pernah berpisah lagi.
(SELESAI)
Baca Juga : Sayur Kol Ternyata Punya 4 Jenis, Ini Dia Manfaatnya untuk Tubuh
Tonton video ini, yuk!
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR