Cara cacing Paracatenula bertahan hidup adalah dengan perubahan energi yang dilakukan oleh bakteri Riegeria melalui proses kemosintetik.
Proses ini berarti bakteri akan bergantung pada proses kimia untuk menghasilkan energi dan bukannya menggunakan cahaya matahari atau fotosintesis.
Bakteri Riegeria akan menggunakan reaksi antara karbon dioksida dan hidrogen sulfida untuk menghasilkan sebuah senyawa organik yang akan memberi makan cacing.
Eits, meskipun makanan yang dihasilkan dari proses kemosintetik ini berupa senyawa organik, tapi cacing tetap mendapatkan makanan yang bergizi, lo.
Makanan yang dihasilkan oleh bakteri Riegeria mengandung lemak dan protein yang juga dilengkapi dengan gula, asam lemak, serta vitamin.
Baca Juga : Beri Makan Kucing Tua dengan Baik dan Benar, yuk! Seperti Apa Caranya?
Makanan Berbentuk Tetesan Kecil
Hubungan simbiosis pada hewan dengan menggunakan proses kemosintesis pada bakteri sebenarnya bukan hal baru, teman-teman.
Namun, yang menyebabkan proses pada cacing Paracatenula menarik adalah pada cara bakteri memberi makan cacing.
Makhluk hidup yang mengandalkan simbiosis dengan bakteri menggunakan proses kemosintesis biasanya akan mencerna bakteri itu sendiri untuk mendapatkan makanan serta nutrisi.
Namun pada cacing pipih Paracatenula, bakteri memberi makan cacing dalam bentuk tetesankecil berisi nutrisi yang bisa diambil oleh cacing tanpa merusak bakteri berguna dalam tubuhnya.
Karena cacing tidak memiliki saluran yang bisa mengerluarkan kotoran dalam tubuhnya, maka cacing memanfaatkan semua zat yang dihasilkan oleh bakteri dalam berbagai bentuk.
O iya, cacing pipih Paracatenula akan berkembang biak dengan membelah diri dan menumbuhkan cacing baru dari serpihan-serpihan tubuhnya.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR