Bobo.id - Makanan biasanya dihidangkan saat masih panas atau hangat.
Makanan yang hangat juga terasa lebih nikmat di lidah kita, teman-teman.
Namun, kalau tidak hati-hati, makanan yang masih panas bisa membuat lidah terasa terbakar.
Untuk menghindari ini terjadi, kita pun meniup makanan supaya panasnya berkurang.
Tapi apakah meniup makanan panas benar-benar membuat panasnya berkurang?
Menurut situs ThoughtCo., meniup makanan memang bisa memang bisa membantu proses makanan mendingin.
Bagaimana prosesnya, ya?
Perpindahan Panas dari Konduksi dan Konveksi
Napas yang kita tiupkan punya suhu yang hampir sama dengan suhu tubuh kita, teman-teman. Yaitu sekitar 37 derajat Celcius.
Nah, makanan yang panas punya suhu yang lebih tinggi, teman-teman.
Suhu ini ada hubungannya dengan tingkat perpindahan panas.
Baca Juga : Gula Putih Berubah Warna Menjadi Cokelat Saat Dicairkan, Kok Bisa, ya?
Energi panas membuat molekul bergerak. Energi ini bisa dipindahkan ke molekul lain, mengurangi pergerakan molekul pertama dan meningkatkan pergerakan molekul kedua.
Proses di atas terus berlanjut sampai molekul mencapai suhu yang tetap.
Tanpa meniup makanan, proses ini juga bisa terjadi, teman-teman. Yaitu energi panas berpindah dari makanan ke lingkungan sekitarnya. Ini namanya perpindahan panas konduksi.
Kita pun bisa merasakan udara di sekitar makanan menjadi lebih hangat. Di sisi lain, makanan kita berkurang panasnya.
Nah, kalau kita meniup makanan, udara dari napas yang lebih dingin bergerak ke tempat yang sebelumnya merupakan udara panas. Ini adalah perpindahan panas konveksi.
Yang terjadi kemudian adalah meningkatnya perbedaan energi antara makanan dan lingkungan sekitarnya. Ini membuat suhu makanan jadi mendingin.
Proses Pendinginan Evaporatif
Saat kita meniup minuman panas atau makanan yang berkuah, penyebab suhunya menurun lebih dipengaruhi oleh pendinginan evaporatif.
Apa itu, ya?
Baca Juga : Wah, Rupanya Ini Proses yang Terjadi Saat Kita Menggoreng Makanan
Molekul air dalam makanan dan minuman panas bisa lepas ke udara, ini yang kita sebut dengan penguapan.
Perubahan ini menyerap energi. Sehingga saat penguapan terjadi, energi panas pada makanan menurun sehingga menjadi lebih dingin.
Kemudian, sekumpulan uap air mengelilingi makanan atau minuman. Ini membatasi kemampuan molekul air di permukaan untuk menguap.
Efek ini disebabkan oleh tekanan uap. Saat kita meniup makanan, kita mendorong sekumpulan uap air, menurunkan tekanan uap, sehingga air bisa berpindah ke udara dan menguap.
Oiya, selain ditiup, ada cara lain untuk membuat makanan panas jadi lebih cepat berkurang panasnya, lo.
Yaitu menambah area permukaannya, teman-teman. Misalnya, kita bisa memotong-motong makanan yang panas dan menyebar potongan ini di piring sehingga energi panas lebih cepat berpindah ke udara.
Selain itu, kita bisa menunggu sebentar sampai energi panas berpindah dengan sendirinya ke udara, teman-teman.
Teman-teman ingin tahu kenapa makanan yang hangat terasa lebih nikmat? Temukan rahasianya pada artikel berikut, ya.
Baca Juga : Mengapa Makanan yang Hangat Terasa Lebih Nikmat? #AkuBacaAkuTahu
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR