Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Sepatu But Pak Jali.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Cerpen Anak: Gara-Gara Nenek Lupa
Hujan turun dengan lebatnya. Jo melihat keluar jendela dengan ibunya. Mereka menunggu hujan reda untuk pergi ke pasar.
Sesekali Jo dan ibunya mengintip dari jendela keluar. Hujan masih turun cukup deras. Saat itu, Jo melihat Pak Jali lewat di depan rumahnya.
Pak Jali adalah pemulung yang suka mengambil gelas-gelas plastik bekas minuman mineral, juga dus-dus karton besar bekas barang elektronik.
Selain barang plastik dan dus, Pak Jali juga mengambil barang-barang bekas yang sudah dibuang namun masih bisa dipakai. Misalnya panci bekas, kipas angin rusak, atau rak-rak kayu bekas.
Baca Juga : Cerpen Anak: Bola Ami yang Hilang
Kali ini, Pak Jali menarik gerobaknya yang ditutupi plastik hitam besar. Rupanya cukup banyak barang yang ditemukannya hari itu karena tumpukan di gerobak cukup tinggi. Saat melihat Pak Jali, ibu Jo langsung berteriak,
“Pak Jali, tunggu.... Saya ada barang-barang plastik!”
Pak Jali berhenti. Ibu buru-buru pergi ke dapur, lalu muncul lagi dengan sebuah kantong plastik besar.
Di dalamnya tampak ada beberapa botol bekas air mineral. Ada juga beberapa wadah makanan dari plastik yang sudah agak kusam warnanya.
Baca Juga : Meski Sudah Rutin Sikat Gigi, Kenapa Mulut Tetap Berbau Tak Sedap, ya?
Pak Jali melangkah masuk dan mengambil kantong dengan sopan.
“Terima kasih bu…”
Saat melangkah pergi, tiba-tiba pak Jali terjatuh di depan pintu pagar. Ibu dan Jo terkejut.
“Pak Jali, kenapa?” teriak Jo.
Baca Juga : Dongeng Anak: Mombi dan Lampu Kunang-Kunang
Pak Jali berdiri dan tertawa. Ia menunduk sebentar dan mengangkat kedua sepatu butnya. Tampak alas kedua sepatu butnya menganga lebar.
“Haha.... Tidak apa-apa. Cuma sepatu but saya saja yang alasnya lepas lagi. Padahal sudah saya lem. Jadi tersangkut, deh. Hehehe....”
Pak Jali melempar kedua sepatu butnya ke gerobaknya. Ia mengangguk sopan, lalu menarik lagi gerobaknya dengan telanjang kaki.
Baca Juga : Berbeda Suhu Teh, Berbeda Juga Manfaatnya bagi Kesehatan Tubuh, lo!
Jo tersentuh melihatnya.
“Kasihan.... Pak Jali tidak pakai sepatu,” gumam Jo.
Ibu cuma mengangguk dan melihat ke langit.
“Sepertinya hujan tak akan berhenti, Jo! Langit masih gelap. Kita harus pergi walau hujan,” kata ibunya.
Mereka lalu pergi ke lemari dan mengambil jas hujan, payung, dan sepatu but.
Baca Juga : Darah Kita Akan Berwarna Hijau saat Berada di Laut Dalam, Kok Bisa?
Jo baru pertama kali ingin melihat jalan yang becek dan memakai sepatu butnya. Ibu juga mengeluarkan sepatu but dan jas hujannya.
Ibu memakaikan but pada kaki Jo, tapi ternyata sudah tidak muat. Ibu mendorong but di kaki Jo, tapi but itu tetap tidak muat.
“Sayang, ya, Bu.... Padahal sepatu but aku masih bagus,” kata Jo.
“Tak apa,” kata Ibu pada Jo. “Lihat hujan sudah berhenti dan kita bisa pergi.”
Baca Juga : Ada Hotel Berbentuk Kentang Raksasa, Berminat Menginap di Dalamnya?
Matahari memang sudah bersinar dan mereka pergi.
“Ini benda pertama di catatan belanja kita. Sepasang sepatu but untukmu, Jo,” kata Ibu.
Mereka pergi ke toko sepatu dan Jo girang menerima sepatu but kuning dan cocok dengan jas hujan dan sweternya.
Ibu juga membeli sepatu but baru yang sama warna dan modelnya dengan sepatu Jo, tapi ukurannya besar.
Baca Juga : 3 Makanan Ini Enak tapi Bikin Sembelit, Pernah Mengalaminya?
“Ini untuk Ayah. Jadi, kalian berdua punya sepatu but yang sama,” kata Ibu.
Jo ingin bertanya, mengapa Ibu membeli sepatu but baru untuk Ayah. Sepatu but Ayah, kan, tidak rusak. Namun, Ibu sudah pergi ke kasir untuk membayar.
Jo langsung memakai sepatu but barunya. Sepatu yang tadi ia pakai langsung disimpan di dalam dus sepatu but baru.
Ia pun menemani ibunya belanja keperluan untuk membuat kue dengan memakai sepatu but barunya.
Baca Juga : Agar Tidak Tergores, Hindari Bersihkan Layar Ponsel dengan 5 Benda Ini
Kini saatnya mereka pulang. Di depan supermarket, Ibu dan Jo berhenti. Awan hitam ada di kepala mereka dan hujan turun lagi.
“Hujan lagi, bukan masalah!” kata Ibu sambil membuka payungnya lagi.
Dengan sepatu but barunya, Jo jadi bisa menginjak air genangan dan mencipratkannya. Hmm, asal tidak ada orang di dekatnya.
Baca Juga : Ada Orang yang Punya Fobia Mandi, lo! Apa Sebabnya?
Pyar! Pyar! Hari itu Jo sangat gembira.
Esok paginya, Jo tidak menyangka saat melihat Ayah keluar pintu rumah. Ayah membawa sepatu but Jo dan sepatu but ayah sendiri, lalu meletakkannya di atas penutup tempat sampah.
“Ibu sudah membelikan Ayah sepatu but baru. Jadi, sepatu but lama itu buat Pak Jali saja. Kata Ibu, kemarin alas sepatu Pak Jali jebol, kan?” kata Ayah pada Jo. Jo mengangguk.
Baca Juga : Bahasa Latin Termasuk Bahasa Mati, Apa Artinya, ya? #AkuBacaAkuTahu
“Iya, jebol. Pak Jali sampai terjatuh,” lapor Jo.
Tak lama, dari jendela rumah, Jo dan Ayah melihat Pak Jali datang. Pak pemulung itu datang dengan gerobaknya seperti biasa.
Ia melihat kedua but itu di atas tutup tempat sampah. Wajahnya tampak sangat gembira.
Jo dan Ayah ikut gembira melihat wajah Pak Jali. Pak Jali tampak memakai sepatu but Ayah, lalu dia melangkah mondar-mandir dengan gaya. Jo dan Ayah tertawa kecil melihatnya.
Baca Juga : Plastik Pembungkus Ujung Tali Sepatu Ada Namanya, lo! Pernah Tahu?
Pak Jali mengambil sepatu but Jo yang masih bagus walau sudah kekecilan di kaki Jo.
“Dipta pasti senang mendapat sepatu but ini,” gumam Pak Jali. Dipta adalah putra pak Jali yang seumur Jo. Jo tahu karena Pak Jali pernah bercerita.
Baca Juga : Alien Sering Digambarkan Mirip Manusia, Apakah Alien Benar-Benar Mirip Manusia?
Jo senang karena sepatu but kesayangannya kini punya pemilik baru. Senyum Jo masih mengembang saat Pak Jali pergi membawa kedua sepatu itu.
Ia bangga karena ibu dan ayahnya baik hati, mau menolong orang yang kekurangan.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Larasputri
Baca Juga : Pernah Terluka Sampai Dijahit? Kenapa Ada Luka yang Harus Dijahit, ya?
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR