Bobo.id - Beberapa waktu lalu, seorang laki-laki warga negara Nigeria yang sedang berada di Singapura diketahui terkena penyakit bernama cacar monyet.
Uniknya, kasus cacar monyet ini merupakan kasus pertama yang terjadi di Singapura.
Jika dilihat sekilas, cacar monyet terlihat seperti cacar air biasa, nih, teman-teman.
Padahal sebenarnya ada beberapa hal yang membedakan cacar monyet dengan cacar air biasa, lo, baik dari penyebabnya, cara penularan, hingga penyembuhannya.
Yuk, cari tahu perbedaan antara cacar air dengan cacar monyet atau monkeypox yang biasanya ditemukan di wilayah Afrika Tengah dan Barat ini!
Baca Juga : Apa Sebabnya Bintik yang Muncul Saat Cacar Air Terasa Gatal, ya?
Virus dan Cara Penularan
Meskipun keduanya merupakan penyakit cacar, virus penyebab cacar air dan cacar monyet berbeda, teman-teman.
Cacar air disebabkan oleh infeksi virus bernama Varicella zooster yang sangat mudah menyerang siapapun, terutama anak-anak.
Sedangkan cacar monyet disebabkan oleh virus zoonosis langka, yang artinya penyakit ini ditularkan dari manusia ke hewan.
Penularan penyakit cacar monyet disebabkan oleh hewan yang terinfeksi penyakit, seperti hewan tikus maupun hewan pengerat lainnya.
Selain virus penyebab penyakit, cara penularan dua penyakit cacar ini juga berbeda.
Cacar air sangat mudah ditularkan, yaitu melalui pernapasan maupun kontak langsung dengan luka dari lenting yang dimiliki oleh orang yang terkena cacar air.
Penyebaran virus cacar air sangat mudah karena menyebaran virusnya dapat terjadi melalui udara.
Nah, beda lagi dengan cacara monyet yang merupakan penyakit yang sulit menular, karena sumber penularannya berasal dari hewan.
Baca Juga : Mengapa Tulang Terasa Ngilu Ketika Berada di Tempat Dingin?
Seseorang akan terkena penyakit cacar monyet jika melakukan kontak fisik dengan hewan yang juga terinfeksi, atau saat kita memakan daging hewan yang terinfeksi cacar monyet.
Sama seperti cacar air, cacar monyet juga bisa menular dari manusia ke manusia. Namun, WHO atau Badan Kesehatan Dunia menuliskan kalau penularan cacar monyet pada manusia sangat terbatas.
Cacar monyet bisa menular melalui kontak dengan sekresi atau sel yang dikeluarkan oleh saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada penderita, atau objek yang sudah terkontaminasi cairan tubuh penderita cacar monyet.
Selain itu, penularan melalui partikel cairan pernapasan ini biasanya membutuhkan waktu lama, teman-teman, sehingga cacar monyet memiliki kemungkinan besar hanya menular kepada anggota keluarga.
Gejala Cacar Air dan Cacar Monyet
Ada beberapa gejala yang mirip antara cacar air dengan cacar monyet, salah satunya adalah demam yang dialami oleh penderita.
Selain demam, gejala cacar air juga berupa sakit kepala, hilangnya selera makan, dan setelah satu atau dua hari, ruam kemerahan akan muncul di kulit.
Nah, setelah muncul ruam di kulit, selama tujuh hingga 21 hari berikutnya, gejala cacar air lainnya akan berkembang, teman-teman, seperti munculnya lenting berisi cairan.
Sedangkan penderita cacar monyet akan mengalami gejala yang berlangsung selama 14 sampai 21 hari denga beberapa gejala lain selain demam.
Baca Juga : Alami Diare dan Hilang Selera Makan di Bulan Puasa? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Gejala tersebut biasanya berupa nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, sakit kepala, kekurangan energi, hingga munculnya ruam di kulit disertai kerak.
Untuk membedakan cacar air dengan cacar monyet, sebenarnya bisa dilihat dari lenting atau tonjolan yang ditimbulkan, teman-teman.
Cacar air akan menyebabkan penderitanya memiliki lenting berisi air di hampir seluruh bagian tubuhnya.
Namun penderita cacar monyet akan memiliki kerak di tubuhnya yang berasal dari ruam yang menjadi luka datar yang muncul satu sampai tiga hari setelah demam.
Ruam dari luka datar yang muncul setelah demam akan berubah menjadi lepuhan kecil yang berisi cairan, bintil, lalu berubah menjadi kerak.
Menurut WHO, pasien cacar monyet membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk menghilangkan sepenuhnya kerak di tubuhnya.
Cara Pencegahan Cacar Air dan Cacar Monyet Berbeda
Berbeda penyakitnya, tentu berbeda juga cara pencegahannya, nih, teman-teman, seperti pencegahan penyakit cacar air dan cacar monyet ini.
Kalau teman-teman menderita cacar air, maka saat pergi memeriksakan diri, dokter akan meresepkan obat yang berguna untuk mengurangi keparahan cacar air.
Baca Juga : Wah, untuk Pertama Kalinya Vaksin Malaria Akan Diuji Coba di Tiga Negara
Selain diresepkan obat oleh dokter, cacar air juga bisa dicegah dengan cara mendapatkan vaksin cacar air atau varicella, lo, teman-teman.
Sedangkan untuk cacar monyet, saat ini belum ada perawatan meupun vaksin khusus untuk cacar monyet.
Hal ini disebabkan karena cacar monyet adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya dan risiko penyebarannya juga rendah, teman-teman.
Meskipun bisa sembuh sendiri dan penyebarannya rendah, kita tetap harus berhati-hati terhadap penyakit cacar monyet, lo.
Cara menghindari penyakit ini adalah dengan tidak berburu dan mengonsumsi daging hewan semak dan primata, karena kedua jenis hewan ini adalah hewan yang rentan mengalami cacar monyet.
Tonton video di bawah ini, yuk!
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR