Bobo.id - Musim hujan sudah berakhir dan saat ini musim kemarau sedang berlangsung di Indonesia.
Perbedaan musim kemarau dengan musim hujan yang paling bisa kita rasakan adalah perbedaan suhunya, teman-teman.
Pada saat musim hujan, suhu udara akan terasa dingin, apalagi kalo hujan turun seharian penuh.
Sedangkan di musim kemarau, suhu akan terasa lebih panas karena tidak turun hujan, terlebih saat siang hari ketika matahari bersinar terik.
Meskipun saat siang hari di musim kemarau terasa panas, pernahkah teman-teman merasakan pada malam dan pagi hari ketika musim kemarau suhunya justru terasa sangat dingin?
Baca Juga: Ternyata Buah-Buah Ini Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, Apa Saja, ya?
Jumlah Air dalam Tanah Menipis
Saat musim kemarau, suhu udara pada malam dan pagi hari justru terasa sangat dingin, teman-teman.
Ternyata hal ini dipengaruhi oleh jumlah air dalam tanah yang berkurang saat musim kemarau, lo.
Musim kemarau membuat permukaan Bumi lebih kering dan kandungan air dalam tanah menipis sehingga jumlah uap air di udara sangat sedikit.
Keringnya permukaan Bumi ini disebabkan karena berkurangnya intensitas hujan dan jumlah awan.
Nah, kurangnya jumlah uap air di permukaan Bumi terlihat dari kelembapan udara yang rendah sehingga udara terasa sangat kering, teman-teman.
Baca Juga: Meski Baik untuk Kita, Madu Tidak Boleh Dikonsumsi Adik Bayi, lo
Air Merupakan Penghantar Panas yang Baik
Air ternyata merupakan penghantar panas yang cukup baik, lo. Air juga mudah menyimpan energi panas dari cahaya matahari.
Di musim hujan dan permukaan Bumi mengandung banyak air, maka panas dari cahaya matahari akan tersimpan di air tadi.
Sedangkan saat musim kemarau, energi panas dari matahari tidak bisa disimpan dengan baik oleh air karena jumlahnya yang sedikit di permukaan Bumi.
Kurangnya Uap Air Membuat Suhu di Malam dan Pagi Hari Lebih Dingin
Saat bangun di pagi hari ketika musim kemarau, teman-teman akan merasakan udara lebih dingin dibandingkan hari biasanya.
Penyebabnya adalah karena tidak adanya penghalang panas matahari, yaitu awan yang terbuang dan hilang ke angkasa.
Inilah sebabnya pada siang hari udara akan terasa lebih panas dari musim hujan karena panas matahari akan langsung menuju angkasa dan menyebar tanpa diserap oleh awan.
Baca Juga: Jika Terdampar di Gurun, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menemukan Air?
Sedangkan pada malam dan pagi hari, panas dari sinar matahari yang disimpan oleh permukaan Bumi akan dikembalikan ke atmosfer tanpa adanya pantulan dari awan.
Nah, panas permukaan Bumi akan terbuang secara cepat dan hilang ke angkasa lalu menyebar dan tidak ada yang menyimpannya, yaitu awan.
Hal inilah yang kemudian membuat suhu udara permukaan lebih dingin dari biasanya karena panas permukaan Bumi lebih cepat menghilang dari musim lainnya.
Tonton video ini juga, yuk!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR