Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Pando Mencari Teman Berpetualang.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Owi, Kamu Tidak Jelek!
Pando adalah seekor anak beruang jantan. Ia tampan, gendut, dan pandai. Seperti induk-induk beruang lainnya, ibu Pando juga sering menasihatinya,
“Jangan pergi jauh-jauh, Pando. Dekat-dekat saja sama ibu. Kamu masih kecil. Banyak bahaya jika kamu pergi jauh-jauh. Kamu bisa dimangsa hewan besar, masuk dalam perangkap, atau dipagut ular berbisa!”
Baca Juga: Dongeng Anak: Kelo Kelomang Mencari Cangkang
Akan tetapi, Panda ingin bertualang. Ia membayangkan senangnya berjalan-jalan di hutan bersama teman. Sayang, tak ada anak beruang lainnya yang mau menentang nasihat ibu mereka.
Ketika ibunya lengah, Pando pun pergi sendiri. Mula-mula ia bertemu seekor anak rajawali. Ia mengajak anak rajawali itu bertualang bersamanya. Namun, anak rajawali itu berkata,
“Aku tidak suka berjalan. Aku suka terbang tinggi. Kalau kamu bisa terbang, ayo kita bersama-sama mengarungi angkasa!”
Baca Juga: Berencana Berkunjung ke Singapura? Coba 5 Makanan Khasnya, yuk!
“Yaaa, aku tidak bisa terbang. Kata ibuku tulang kami padat, jadi kami tidak bisa terbang!” kata Pando sedih. “Lagipula kami, kan, tidak punya sayap!”
“Iya, kata ibuku, kami bangsa burung, bisa terbang karena tulang kami berongga dan punya sayap,” kata anak burung rajawali.
Pando melanjutkan perjalanannya sendirian. Ia bertemu seekor anak zebra yang sedang makan rumput di dekat kawanannya.
Baca Juga: Lempuyang, Rempah Cantik yang Kaya Manfaat, Pernah Melihatnya?
Ketika Pando mengajaknya bertualang, anak zebra berkata,
“Wah, kuda zebra saja tidak berani berjalan sendiri meninggalkan kelompok. Kalau kami sendirian, musuh akan menerkam kami dengan mudah. Kalau berkelompok, musuh akan melihat kami sebagai kesatuan, seperti benda belang hitam putih yang besar sekali. Jadi, kami aman!”
Pando pamit dan berjalan lagi. Setiba di sebuah gua besar ia melihat dua ekor anak harimau.
Baca Juga: Paski Sir, Keju Unik yang Hanya Bisa Dibuat dari Susu Domba dari Pulau Pag
Pando memperkenalkan namanya dan menyampaikan maksudnya. Salah seekor anak harimau itu berkata,
“Ibu kami sedang berburu. Kami disuruh menunggu di sini karena ini gua yang aman. Kami tidak boleh keluar.”
Pando menghela nafas. Susah amat, sih, mencari teman bertualang.
“Sepertinya tidak ada yang mau ikut berpetualang bersamaku!” keluh Pando pada anak-anak harimau itu.
Baca Juga: Ingin Kurangi Botol Plastik Demi Bumi yang Lebih Baik? Coba dengan Cara Seru Ini, yuk!
“Saya mau, kok!” terdengar sebuah suara yang halus. Pando menoleh kea rah suara itu. Aaah! Seekor anak ular yang bersisik hitam kekuningan!
“Saya juga sendirian, saya kesepian!”
Waaaah, Pando berlari pergi. Itu, kan, ular berbisa!
“Sana, sana, menjauh dariku. Ibumu pasti ada di dekat sini. Ibumu sangat berbahaya!” kata Pando panik.
Baca Juga: Wah, Ponsel yang Sering Dibawa ke Toilet Bisa Jadi Sarang Bakteri, lo! Pernah Melakukannya?
“Tidak, Pando,” anak ular menyahut mais. “Sejak lahir, ibuku tidak peduli padaku dan saudara-saudaraku. Malah aku tidak tahu ibuku ada di mana. Kami dibiarkan mencari makan dan berkelana sendiri. Semua saudaraku sudah mati dimangsa, diburu, kepanasan, kedinginan atau kelaparan. Aku mau menemanimu bertualang!”
”Ah, kasihan sekali kamu. Ibuku menjagaku baik-baik dan memberiku makanan enak!” kata Pando.
Tiba-tiba saja ia teringat pada ibunya. Mungkin ibunya sekarang sedang bingung karena kehilangan dia.
Baca Juga: Suka Menonton TV Sampai Ketiduran? Ternyata Bisa Membuat Kita Jadi Cepat Marah
“Hei, hei, kalian berdua pergilah. Kalau ibu kami datang, kalian berdua dalam bahaya. Ibuku paling tidak suka kalau ada hewan lain berada di dekat anaknya!” tegur salah seekor anak harimau.
Pando merasa tidak aman berteman dengan anak ular. Ia pun berlari pergi sambil berseru,
“Maaf ya, teman. Ibuku pasti sedang mencariku. Aku harus pulang!” Tubuhnya yang gemuk pendek bergoyang-goyeng ketika berlari.
Tiba-tiba… BHUK! BHUK!
Baca Juga: Pernah Coba Golden Milk, Susu Emas dari India? Ternyata Punya Banyak Manfaat, lo!
Dua hantaman keras menghantam pantat Pando sampai ia terjatuh. Pando sangat terkejut dan kesakitan.
“Mati aku!” pikir Pando.
Dengan gemetar Pando bangkit dan menatap penyerangnya. Puuufh, Pando bernafas lega. Di hadapannya berdiri ibunya dan memandangnya dengan marah.
“Anak nakal! Sudah Ibu bilang jangan pergi jauh-jauh. Ini malah mendekati anak harimau dan ngobrol dengan anak ular!” omel Ibu Pando.
Baca Juga: Keren! Kereta Ini Hanya Menggunakan Cahaya Matahari untuk Berjalan, lo!
“Maafkan Pando, Bu!” ujar Pando tetap gembira walau dimarahi. “Bu, ibu ular itu tidak menjaga anak-anaknya. Semua saudara anak ular itu sudah mati!” kata Pando. “Tetapi ibu menjagaku dengan sangat baik!”
“Iya, tetapi kamu malah bandel!” kata ibu Pando masih jengkel.
“Bu, aku berjanji akan dekat-dekat ibu selamanya!” kata Pando sungguh-sungguh.
Baca Juga: Cerpen Anak: Rahasia
“Iiih, tidak perlu selamanya!” kata ibu Pando. “Bila sudah dewasa seperti ayahmu, kamu boleh berpetualang ke mana saja. Pada waktu itu, kamu sudah bisa melindungi dirimu sendiri. Jadi, sabar saja sampai kamu dewasa!”
Wah, Pando senang sekali mendengar penjelasan ibunya.
“Sekarang, aku janji akan belajar dengan rajin, Bu,” ucap Pando manja. “Aku juga harus makan yang banyak ya, Bu, supaya cepat besar!”
Ibu Pando tertawa.
Cerita oleh: Widya Suwarna. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Ingin Mengunjungi Pura di Bali? Ini Etika yang Harus Diperhatikan
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR