Bobo.id - Banyak orang yang masih keliru mengira hewan pada gambar di atas adalah kura-kura. Padahal itu adalah penyu.
Penyu memang memiliki kemiripan dengan kura-kura. Karena itu, dalam bahasa Inggris penyu dikenal dengan nama sea turtle.
Baca Juga: Squirt dan Crush, Penyu Berkepala Dua yang Ditemukan di Amerika Serikat
Hal ini karena penyu hanya pergi ke darat untuk bertelur, selebihnya ia selalu berada di dalam air.
Tahukah teman-teman? Ada penyu yang memiliki kebiasaan untuk kembali pada tempat ia dilahirkan. Jenis penyu ini adalah penyu tempayan.
Setelah bertelur di sana, mereka akan kembali ke sarangnya.
Hmmm...Bobo jadi penasaran, bagaimana cara penyu-penyu itu kembali ke sarangnya, ya?
Baca Juga: 5 Negara Asia Ini Tidak Pernah Dikuasai oleh Bangsa Eropa, di Mana Saja, ya?
Berat dan Berahang Kuat
Penyu tempayan atau Caretta caretta merupakan salah satu jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia.
Penyu ini berwarna coklat kemerahan dan termasuk hewan karnivora.
Makanan penyu tempayan adalah kepiting, kerang, cumi-cumi, ikan-ikan kecil, dan udang.
Selain itu, penyu ini memiliki rahang yang kuat untuk menghancurkan kulit kerang.
Baca Juga: Apa Itu Sinusitis? Apakah Sama dengan Pilek? #AkuBacaAkuTahu
Hewan ini memiliki panjang 70 sampai 210 sentimeter dengan berat 135 kilogram hingga 400 kilogram.
Wah, besar dan berat sekali bukan penyu ini?
Sama seperti penyu lainnya, penyu ini juga memiliki kemampuan berenang cepat di air dan bergerak lambat saat di tanah.
O iya, penyu betina akan pergi ke pantai hanya untuk bertelur saja, sedangkan penyu jantan hampir tidak pernah meninggalkan air.
Baca Juga: Tidak Hanya di Indonesia, Bihun dan Bakwan Juga Ada di Korea!
Memiliki GPS yang Membantunya Kembali ke Tempat Asalnya
Setelah penyu menetas, penyu akan melakukan migrasi hingga ribuan kilometer bahkan sampai melintasi Samudera Atlantik hingga bertahun-tahun dan akan kembali ke pantai tempat mereka menetas.
Menurut profesor biologi University of North Carolina yaitu Kenneth Lohmann, penyu dapat kembali ke pantai yang memiliki medan magnet yang mirip dengan medan magnet tempat ia dilahirkan.
Seperti GPS (Global Positioning System) atau sistem penunjuka arah, medan magnet ini membuat penyu bisa mengetahui tempat mereka dilahirkan dan kembali ke tempat itu.
Baca Juga: Setelah 2 Tahun, Operet Aku Anak Rusun Hadir Kembali
Meski begitu, GPS penyu ini tidak selalu tepat.
Terkadang penyu kembali ke pantai yang salah, karena mendeteksi lingkungan yang memiliki medan magnet yang sama dengan sarang pertama mereka.
Terancam Punah
Penyu tempayan banyak diburu manusia untuk diambil telur, daging, dan tempurungnya.
Di Indonesia, penyu tempayan ini termasuk hewan yang dilindungi.
(Penulis: Felixia Amanda)
Baca Juga: Dongeng Anak: Gubuk Tua Pak Togi
Tonton video ini, yuk!
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR