Ki Ajar berjalan ke pendapa dengan berdebar-debar. Apa yang terjadi? Biasanya bila pengawal Patih datang, pasti telah terjadi sesuatu yang genting.
"Selamat malam, Ki. Kami pengawal Patih Setanagara diutus menyampaikan surat ini," salah seorang pengawal menyerahkan gulungan surat.
Pelan Ki Ajar membuka surat dan membaca dengan teliti. Sesaat kemudian kecemasan terhapus dari wajahnya yang keriput.
Surat itu mengabarkan Patih akan bermalam di Padepokan usai berkunjung ke dusun Warih esok malam.
Ia mohon kedatangannya dirahasiakan karena tidak ingin diganggu hiruk-pikuk upacara penyambutan rakyat.
Baca Juga: Antara Roti Gandum dan Roti Tawar Putih, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh, ya?
Ki Ajar mengambil kertas. Ia menuliskan beberapa baris kalimat dan menyerahkan pada pengawal Patih.
"Sampaikan surat ini pada Patih," ujarnya pendek.
Esoknya, pagi-pagi sekali Ki Ajar menyuruh semua muridnya membersihkan padepokan.
"Nanti malam ada tamu. Aku ingin padepokan kita terlihat lebih bersih," ucap Ki Ajar.
Baca Juga: Hati-Hati, 7 Bakteri Ini Bisa Menyebabkan Kita Keracunan Makanan, lo!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR