Para murid pun melaksanakan tugas meskipun hatinya bertanya-tanya. Siapa gerangan yang akan datang? Mengapa mereka harus melakukan persiapan khusus? Sambil bekerja mereka menduga-duga sendiri.
"Mungkin murid Ki Ajar yang sudah menjadi petinggi negara," jawab Putut ketika Aryo Luhurbudi menanyakan tamu Ki Ajar.
"Kalau bukan pejabat, tidak mungkin Ki Ajar menyuruh kita begini. Bukankah setiap hari kita sudah membersihkan padepokan?" tambah Putut meyakinkan. Aryo pun mengangguk-angguk.
Baca Juga: 4 Manfaat Daun Zaitun, Salah Satunya Baik untuk Kesehatan Jantung, lo
Sementara teman-temannya sibuk bekerja, diam-diam Aryo menyelinap pergi. Ia gelisah. Jika benar yang datang adalah kakak kelas padepokan yang telah berhasil, wah, gawat.
Para lulusan yang datang punya kebiasaan menguji adik-adik kelas mereka di padepokan itu. Mereka sering memberi pertanyaan tentang pelajaran di padepokan.
Sebetulnya pertanyaan mereka bukan untuk mengetes sungguhan. Namun, bila tidak dapat menjawab, malu juga.
Telah berbulan-bulan Aryo menjadi murid di padepokan. Namun, belum satu pelajaran dasar pun ia kuasai. Ia memang agak lamban.
Sementara teman-temannya sudah menguasai kitab lanjutan. Ah, bagaimana nanti bila ditanya tamu yang datang?
Baca Juga: Tidak Hanya Indah, Ternyata Gigi Sehat Juga Ada Manfaatnya, lo!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR