Hampir Seluruh Penduduk Desa Bengkala Bisa Berbahasa Isyarat
Desa Bengkala yang ada di Buleleng, Bali ini memiliki nama lain, teman-teman, yaitu Desa Tuli, Desa Tuna Rungu, atau Desa Kolok.
Sebutan ini disebabkan karena hampir seluruh penduduk Desa Bengkala, atau kira-kira 80 persen dari sekitar 3.000 penduduknya bisa berbahasa isyarat.
Wah, apa yang menyebabkan hampir seluruh penduduk di desa ini bisa berbahasa isyarat, ya?
Ternyata hal ini disebabkan oleh adanya 44 orang warga Desa Bengkala yang merupakan tuna rungu sejak lahir, teman-teman.
Baca Juga: Pulau Komodo Tidak Jadi Ditutup, Tapi Pengunjungnya Dibatasi
Jumlah ini dapat dikatakan tinggi, lo, karena biasanya hanya ada dua sampai tiga bayi saja yang mengalami gangguan pendengaran parah bahkan sampai mengalami tuna rungu dalam setiap 1.000 bayi yang lahir.
Tingginya jumlah penduduk yang merupakan tuna rungu inilah yang menyebabkan penduduk Desa Bengkala bisa berbahasa isyarat.
Kondisi Genetik Turunan Menyebabkan Tingkat Tuna Rungu yang Tinggi
Tingginya jumlah penduduk Desa Bengkala yang mengalami ketulian ini ada penjelasannya, teman-teman.
Di Desa Bengkala, ternyata ada kondisi genetik yang umum yang diturunkan oleh warga di desa ini.
Kondisi genetik ini disebabkan oleh sebuaha gen resesif bernama DFNB3 yang hanya ada di desa ini.
Baca Juga: Seperti Asgard, Ini Fakta Seru Asgardia, Negara Antariksa Pertama
Nah, kondisi genetik ini sudah diturunkan selama tujuh generasi di Desa Bengkala.
Namun ada penjelasan lain kenapa banyak warga di desa ini yang mengalami tuna rungu.
Beberapa orang percaya, kalau dulunya di Desa Bengkala ada dua orang sakti yang bertarung dan mengutuk satu sama lain hingga menjadi tuli.
Berbahasa Isyarat Menggunakan Kata Kolok
Selain disebut sebagai Desa Tuna Rungu, Desa Bengkala juga memiliki nama lain, nih, teman-teman, yaitu Desa Kolok.
Source | : | Vice News,Great Big Story |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR