Bobo.id - Kebanyakan orang melakukan berbagai aktivitas, seperti menulis atau memegang benda dengan menggunakan tangan kanan.
Namun ada juga beberapa orang yang banyak beraktivitas dengan tangan dan kaki kiri.
Hal ini membuat mereka disebut sebagai kidal, teman-teman, yaitu lebih banyak dan mahir menggunakan tangan dan kaki kirinya dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut penelitian, sekitar sepuluh persen dari penduduk dunia adalah orang kidal, lo.
Baca Juga: Saat Naik Pesawat, Rupanya Tubuh Mengalami Beberapa Hal, Apa Saja?
Nah, selain orang kidal yang menggunakan tangan dan kaki kirinya untuk beraktivitas, ternyata ada juga orang yang bisa menggunakan kedua tangan dan kakinya dengan sama baik.
Kemampuan ini disebut dengan ambidextrous atau ambideksteritas.
Ambideksteritas, Kemampuan Menggunakan Tangan Serta Kaki Kiri dan Kanan dengan Sama Baik
Biasanya, kita lebih dominan atau lebih ahli menggunakan salah satu bagian tangan dan kaki dengan baik, misalnya sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja.
Sedangkan orang dengan ambideksteritas, bisa menggunakan kaki dan tangan sebelah kiri maupun sebelah kanan dengan sama baiknya, lo.
Misalnya saja teman-teman memiliki tulisan yang bagus saat menulis dengan tangan kanan, tapi tulisan jadi tidak rapi saat menulis dengan tangan kiri, begitupun dengan orang kidal.
Namun bagi orang dengan ambideksteritas, maka mereka bisa menggunakan tangan dan kaki bagian kiri serta kanan sama baiknya.
Baca Juga: Ternyata 5 Hal Ini Bisa Membuat Konsentrasi Kita Meningkat, Apa Saja?
Saat menulis dengan tangan kanan maupun kiri, maka tulisan akan sama rapinya.
Begitu juga misalnya saat menendang bola, hal ini bisa dilakukan dengan baik menggunakan kaki kanan maupun kiri.
Jumlah orang dengan ambideksteritas ini lebih sedikit dari orang kidal, lo, yaitu hanya sekitar satu persen dari penduduk dunia!
Penyebab orang menjadi ambideksteritas ternyata dipengaruhi oleh kerja otak, yaitu otak sisi kiri dan kanan memiliki sisi yang simetris, sama seperti orang kidal.
Baca Juga: Suka Membaca Dongeng? Cari Tahu 3 Manfaatnya, yuk! #AkuBacaAkuTahu
Sedangkan pada orang yang menggunakan tangan kanan, bagian otak yang lebih dominan adalah bagian kiri.
O iya, biasanya orang dengan ambideksteritas kemungkinan dimulai dari kidal, tapi hal ini tidak membuat mereka memiliki tangan atau kaki yang lebih dominan dan terampil saat melakukan sesuatu.
Apakah Ambideksteritas Bisa Dilatih?
Sama seperti orang yang kidal, beberapa orang yang memiliki kemampuan ambideksteritas juga secara alami memiliki kemampuan ini.
Namun ada juga yang harus melalui latihan agar bisa memiliki kemampuan ambideksteritas, lo.
Jadi sebenarnya kemampuan ini bisa dilatih dan kebanyakan ambideksteritas dimiliki oleh orang yang awalnya kidal.
Wah, sepertinya bisa melakukan berbagai hal dengan tangan dan kaki kanan maupun kiri dengan sama baiknya terlihat mengasyikkan, ya, teman-teman.
Baca Juga: Ingin Rambut Lebih Cepat Tumbuh? Konsumsi 5 Makanan Ini, yuk!
Meskipun begitu, tapi hal ini bisa menimbulkan beberapa risiko untuk otak kita dalam memproses beberapa hal, teman-teman.
Tahukah teman-teman? Kedua otak manusia yang tidak simetris atau bentuk dan ukurannya sama ternyata memiliki tujuan tertentu, lo.
Orang yang dominan menggunakan tangan kanan, akan memiliki otak bagian kanan yang lebih besar, begitu juga dengan orang kidal yang otak bagian kirinya jadi lebih dominan.
Hal ini membuat otak kita bisa melakukan fungsinya dengan baik, misalnya otak kanan yang sering menangani aktivitas nonverbal.
Sedangkan otak kiri lebih banyak bertanggung jawab untuk pemrosesan bahasa.
Baca Juga: Sisi Kiri Wajah Dianggap Sebagai Sisi Terbaik saat Selfie, Kenapa Begitu, ya? #AkuBacaAkuTahu
Dengan adanya bagian otak yang lebih besar atau dominan, hal ini memungkinkan seseorang jadi lebih mahir dalam suatu hal atau bidang.
Nah, melatih diri kita menjadi ambideksteritas bisa mengganggu fungsi otak dalam memproses beberapa informasi, nih, teman-teman.
Misalnya saja masalah ketidakmampuan untuk membaca maupun mengalami kegagapan, bahkan kesulitan berkonsentrasi.
Penyebabnya adalah karena adanya perubahan pengaturan fungsi otak.
Inilah sebabnya kemampuan ambideksteritas sebaiknya hanya bersifat untuk melengkapi atau mengisi saja dan bukannya bersifat kompetisi.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Scientific American |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR