Pak Penjahit tak tahu harus berbuat apa. Ia sudah membuat garis pola pada kain itu. Tidak mungkin bisa dihapus. Untuk mengganti kain itu pun mustahil. Pasti harganya mahal dan dibeli di negeri seberang. Pak Penjahit akhirnya berjalan-jalan untuk menghirup udara segar. Siapa tahu di jalan nanti dia bisa mendapat jalan keluar.
Baca Juga: 3 Aplikasi Online Karya Anak Bangsa, Apakah Kamu Termasuk Penggunanya?
Tak lama setelah kepergian Pak Penjahit, Bu Penjahit datang. Ia pergi ke ruang kerja Pak Penjahit. Suaminya tak ada di sana. Mata Bu Penjahit terarah ke kain para pelanggan yang menumpuk di lemari. Juga pada kain yang terbentang di meja. "Ah, kasihan sekali suamiku," gumamnya. "Biar aku membantu memotong kain ini." Dan Bu Penjahit pun mulai memotong. Namun, Bu penjahit lupa untuk memotongnya sedikit di luar garis. Ia mengikuti saja tepian pola.
"Ya Tuhaaan! Ratu pasti akan menghukum kita!" teriak Pak Penjahit saat Bu Penjahit menyerahkan hasil kerjanya. Tetapi ia lalu pasrah. Kemudian mulai mengerjakan kain milik pelanggan lainnya. Ia berharap, ongkos jahit yang akan didapatnya nanti, bisa untuk ganti rugi.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR