Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Keberuntungan Pak Penjahit.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Pangeran Paling Tampan
Di sebuah negeri, hidup Pak Penjahit yang terkenal. Gaun jahitannya selalu bagus modelnya, enak dipakai, dan ongkos jahitnya pun muran. Berita kehebatan si penjahit akhirnya sampai ke telinga Ratu. Kebetulan Ratu ingin membuat gaun baru untuk pesta ulang tahunnya.
Betapa terkejut dan gugupnya Pak Penjahit menerima kedatangan sang Ratu. "Tolong jahitkan gaun baru untukku. Modelnya sama dengan gaun yang sedang kupakai ini," ujar Ratu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Memburu Misteri Musuh Kerajaan
Pak Penjahit mengangguk, lalu mengukur sesuai dengan gaun yang dikenakan Ratu."Kapan selesainya?" tanya Ratu.
"Satu bulan, Yang Mulia. Namun bila para pelanggan yang sudah memesan terlebih dahulu tidak keberatan bila saya dahulukan gaun Paduka, maka bisa lebih cepat dari itu,"jawab Pak Penjahit.
Ratu mengangguk, lalu p'ulang. Hari berikutnya, Pak Penjahit meminta izin untuk mendahulukan menjahit baju Ratu. Para pelanggannya tidak keberatan.
Baca Juga: Suhu saat Musim Hujan Lebih Dingin, Ternyata Cuaca Dingin Juga Berguna untuk Tubuh
Dengan gembira Pak Penjahit bergegas membuat pola gaun Ratu. Ketika pola selesai, ia menempel pola itu di kain halus milik Ratu.Tibatiba Pak Penjahit menepuk dahinya,
"Ya, ampun! Aku lupa kalau kain ini lentur. Dan tadi aku mengukurnya dari gaun Ratu. Gaun baru ini pasti akan kebesaran!"
Pak Penjahit tak tahu harus berbuat apa. Ia sudah membuat garis pola pada kain itu. Tidak mungkin bisa dihapus. Untuk mengganti kain itu pun mustahil. Pasti harganya mahal dan dibeli di negeri seberang. Pak Penjahit akhirnya berjalan-jalan untuk menghirup udara segar. Siapa tahu di jalan nanti dia bisa mendapat jalan keluar.
Baca Juga: 3 Aplikasi Online Karya Anak Bangsa, Apakah Kamu Termasuk Penggunanya?
Tak lama setelah kepergian Pak Penjahit, Bu Penjahit datang. Ia pergi ke ruang kerja Pak Penjahit. Suaminya tak ada di sana. Mata Bu Penjahit terarah ke kain para pelanggan yang menumpuk di lemari. Juga pada kain yang terbentang di meja. "Ah, kasihan sekali suamiku," gumamnya. "Biar aku membantu memotong kain ini." Dan Bu Penjahit pun mulai memotong. Namun, Bu penjahit lupa untuk memotongnya sedikit di luar garis. Ia mengikuti saja tepian pola.
"Ya Tuhaaan! Ratu pasti akan menghukum kita!" teriak Pak Penjahit saat Bu Penjahit menyerahkan hasil kerjanya. Tetapi ia lalu pasrah. Kemudian mulai mengerjakan kain milik pelanggan lainnya. Ia berharap, ongkos jahit yang akan didapatnya nanti, bisa untuk ganti rugi.
Ketika Pak Penjahit mengantarkan baju para pelanggannya, anaknya yang belajar di kota datang. Setelah makan siang, anak Pak Penjahit itu menjahit potongan kain terakhir di lemari ayahnya. "Kasihan, Ayah pasti lelah sekali," gumamnya. Beberapa hari kemudian, Ratu datang. Pak Penjahit sangat takut.
"Sudah selesaikah gaun pesanan saya, Pak Penjahit?" tanya Ratu.
Pak Penjahit kebingungan. Dia tak tahu harus berbuat apa dengan "kain salah ukuran" itu.
Ratu tanpa sengaja melihat gaun yang tergantung di belakang pintu. "Waah, indah sekali!" serunya sambil meraih gaun itu dan mencobanya.
Ternyata pas! "Terima kasih Pak Penjahit. Aku sangat puas dengan hasil kerjamu. Kali lain aku akan menjahitkan gaun di sini lagi," puji Ratu. Ow, leganya Pak Penjahit. Hari itu ia merasa sangat beruntung.
Cerita oleh: Sri Widiastuti
Baca Juga: Lahung, Buah Unik Indonesia yang Mirip Durian, Sudah Pernah Coba?
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR