Bobo.id – Apa teman-teman tahu apa itu peradangan?
Peradangan atau inflamasi merupakan cara alami tubuh melindungi diri saat kita sakit atau terluka.
Peradangan ini bisa berarti baik atau buruk, tergantung pada keadaan tubuh.
Respon tubuh ini memang bisa membantu tubuh melindungi diri dari penyakit dan membantu penyembuhan. Namun peradangan yang terus menerus terjadi juga dihubungkan dengan risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Salah satu hal yang memengaruhi peradangan di tubuh adalah makanan yang kita konsumsi.
Yuk, cari tahu makanan yang memengaruhi peradangan di tubuh!
Baca Juga: 9 Makanan Ini Baik Dikonsumsi Pasien Diabetes, Apa Saja, ya?
1. Karbohidrat Olahan
Karbohidrat olahan bisa menyebabkan peradangan di tubuh karena sebagian besar serat dalam karbohidrat olahan sudah hilang.
Padahal serat itulah yang membuat kita kenyang, mengendalikan gula dalam darah, dan bermanfaat bagi bakteri di usus.
Karbohidrat olahan memiliki indeks glikemik lebih tinggi dibandingkan karbohidrat yang belum diolah. Artinya, karbohidrat olahan lebih cepat meningkatkan kadar gula dalam darah jika dikonsumsi.
Nah, seseorang yang sering mengonsumsi makanan yang tinggi indeks glikemik lebih rentan mengalami penyakit peradangan.
Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat olahan misalnya permen, roti, pasta, sereal, kue, minuman manis, dan makanan olahan dengan tambahan gula atau tepung.
2. Gula Tambahan
Zat gula sukrosa dan sirup jagung tinggi fruktosa merupakan dua jenis gula yang sering ditambahkan dalam makanan.
Gula sukrosa sendiri terdiri dari 50 persen glukosa dan 50 persen fruktosa. Sementara sirup jagung tinggi fruktosa mengandung 45 persen glukosa dan 55 persen fruktosa.
Zat gula tambahan itu meningkatkan peradangan yang bisa menyebabkan penyakit di tubuh.
Meskipun fruktosa dalam buah dan sayur aman bagi tubuh, mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah yang banyak bisa berbahaya.
Terlalu banyak mengonsumsi fruktosa juga berhubungan dengan kondisi obesitas, diabetes, penyakit hati, penyakit pembuluh darah, dan penyakit jantung.
Karenanya, lebih baik batasi mengonsumsi makanan dengan gula tambahan seperti permen, kue, cake, atau sereal tertentu.
Baca Juga: Selain Gula, Konsumsi Garam Juga Harus Diperhatikan, Berapa Jumlahnya, ya?
3. Daging Olahan
Terlalu banyak mengonsumsi daging olahan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, serta kanker perut dan usus besar.
Ini karena daging olahan mengandung lebih banyak advanced glycation end products atau AGEs dibandingkan daging lainnya.
Zat AGEs ini terbentuk saat proses memasak daging atau bahan makanan lain dengan suhu tinggi.
Nah, AGEs ini bisa menyebabkan peradangan di tubuh.
Meski ada banyak faktor lain, sel di usus besar meradang untuk merespon daging olahan.
Contoh daging olahan yang sebaiknya teman-teman batasi adalah sosis, daging asam, kornet, atau daging olahan lainnya.
Baca Juga: Ada Alergi Daging dan Air, Inilah 5 Alergi yang Jarang Diketahui!
4. Lemak Trans Buatan
Lemak trans merupakan salah satu zat yang perlu dihindari, teman-teman.
Kebanyakan margarin mengandung lemak trans dan ditambahkan dalam makanan olahan supaya lebih tahan lama. Biasanya, kandungan lemak trans dalam makanan ditulis dengan nama partially hydrogenated oils.
Namun, beda dengan lemak trans alami pada daging dan susu, lemak trans buatan bisa menyebabkan peradangan di tubuh, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Makanan gorengan atau makanan cepat saji juga mengandung lemak trans dari minyak yang digunakan, seperti minyak sayur. Kemudian ada juga makanan yang mengandung bahan itu seperti beberapa jenis margarin atau kue.
Selain mengurangi makanan yang berisiko menyebabkan peradangan, kita juga bisa mengimbanginya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat antiinflamasi atau antiperadangan.
Baca Juga: Tidak Selalu Buruk, Lemak Baik Bisa Didapatkan Dari 6 Makanan Ini
Yuk, lihat video ini juga!
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR