“Wah, lima orang, jumlahnya ganjil. Nanti tidurnya bagaimana?” tanya Titi.
“Ah, mudah. Kau, Lia, dan Rika sekamar. Aku dengan Eni,” jawab Mirna.
Begitulah, dengan diantar sopir ayah Mirna, kami berangkat. Di mobil, Eni duduk di muka, sedang kami berempat di belakang.
Sementara kami sibuk berceloteh, Eni diam-diam saja. Tampaknya ia menikmati pemandangan di sepanjang jalan. Setiba di villa, kami disambut Pak Musa, penjaga villa.
Baca Juga: Setelah Keramas Rambut Jadi Susah Diatur, Apa Solusinya, ya?
“Maaf, Neng. Istri Pak Musa sedang sakit. Kalau nanti malam Neng mau beli makanan di restoran, Pak Musa bisa belikan!” kata Pak Musa.
“Waaah, gawat!” kata Mirna. Ia mengerutkan kening. Tiba-tiba Eni berkata, “Tak usah beli makanan di restoran. Ibu membekaliku bahan makanan. Aku akan masak nasi dan sambal korned. Juga akan menggoreng emping. Lalapnya tolong ambilkan di kebun, ya Pak Musa!”
“Baik, Neng. Alat-alat masak ada. Beras juga ada. Bumbu dapur juga lengkap di lemari!” ujar Pak Musa.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR