Selama-lamanya aku tak berharap bertemu nenek jahat itu. Tetapi suatu hari Darus kepergok saat sedang melempari mangga. Suara Dadong Griya melengking, “Awas, bila kulihat kalian!”
Darus terengah-engah berkata, “Matanya merah, rambutnya berkibar.”
Sejak itu kami tak pernah mengganggu pohon mangga Dadong Griya lagi. Tetapi, hari ini kami mendapat kabar baik dari Demas. Dadong Griya sedang pergi. Ia tak ada di rumah.
Tunut melempar ranting tinggi ke udara. Jatuh di dedaunan pohon mangga, lalu meluncur jatuh di atap rumah Dadong. Terdengar geraman mengerikan, “Grr-grrr, kaliankah itu, anak-anak nakal?”
Baca Juga: Selesai Olahraga? Hindari 5 Makanan Ini Supaya Olahraga Tidak Sia-Sia
Tunut, Darus, dan aku langsung berlarian masuk rumah. Tunut geram, “Sial! Demas tega membohongi kita! Katanya Dadong mungkin cari mangsa di tempat lain. Sebab darah bayi-bayi tetangganya telah habis dihisapnya.”
Kupejamkan mata rapat-rapat. Cerita Demas itu memang menakutkan. Hii, bagaimana kalau Dadong Griya tahu, bahwa saat ini hanya kami bertiga di rumah? Bagaimana kalau ia datang dan memangsa kami?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR