“Kita harus membukakan pintu bila Dadong Griya kemari. Bila tidak, ia bisa berubah menjadi leak dan masuk lewat lubang kunci. Yang penting, kita harus berani menatap langsung ke matanya. Hantu itu takut bila kita berani!” Tunut menjelaskan dengan suara bergetar. Ia membekali kami sebutir bawang merah dan mengajak bersembunyi di bawah jemuran. Setahu kami, leak takut pada bawang merah dan jemuran.
Esoknya, kami mendatangi Demas.
“Masa aku bohong!” tukas Demas. “Kemarin, Dadong Griya memang pergi pagi-pagi dengan tas besar. Hari ini juga! Kukira ia pergi jauh. Mana aku tahu kalau ia kembali secepat itu!”
“Kalau begitu, sepulang sekolah nanti kau ikut melempari pohon mangga Dadong Griya! Kalau bohong, kamu sendiri yang kena getahnya!” kata Tunut.
Baca Juga: Wah, 9 Makanan Ini Bisa Dimakan Sepuasnya! Ada Favoritmu?
“Aku tak bohong!” bantah Demas. “Kalian tahu tidak, sekarang Mbok Dasni jadi korbannya. Sebelah kaki Mbok Dasni bengkak. Dadong Griya benar-benar kehabisan mangsa anak-anak, sekarang ia menghisap kaki orang dewasa.”
Kami mengenal Mbok Dasni. Ia penjaja kue basah yang sering mampir ke rumah. Ia juga mengontrak rumah Dadong Griya.
“Kasihan Mbok Dasni!” keluhku.
“Tapi dia bodoh!” ujar Demas. “Ia mau saja menerima obat serbuk yang dikasih Dadong Griya. Pasti bengkaknya makin menjadi!”
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR