“Sekarang kesempatan membalas nenek jahat itu! Kita sikat habis buah mangganya!” Darus berseru. Sepulang sekolah kami beriring-iringan menuju rumah. Sebuah sandal kulit hitam mengkilat tergeletak di depan pintu. Rupanya Ibu mendapat tamu. Ibu menyambut kami, lalu memperkenalkan kami pada tamunya yang duduk rapi,
“Dadong Griya, ini tiga anak saya.”
Kami tertegun.
“Oh, ini anak-anak nakal itu!” suara halus terdengar dari perempuan tua di hadapan kami. Matanya tidak merah, tetapi tajam mengawasi kami. Kami membalas pandangannya. Kami tak boleh takut bila tak ingin dikuasai roh jahatnya.
Baca Juga: Jadi Selebgram, Anjing-Anjing Ini Bikin Banyak Netizen Gemas dan Ingin Peluk
“Memalukan! Apa anak-anak masih suka melempari mangga Dadong?” Ibu bertanya Bukannya menjawab, nenek tua itu malah tersenyum kepada kami. Ia mengeluarkan tembakau dari mulutnya, lalu berkata, “Dadong bawakan beberapa buah mangga yang kalian idamkan sejak lama.”
Mata kami cepat menukik ke kakinya. Dua kaki Dadong Griya yang putih dan keriput bersentuhan lembut dengan lantai rumah. Lama kami bertiga menunduk memandanginya dengan perasaan bersalah, lega, bebas, dan takjub.
Keterangan (bahasa Bali):
- Dadong : nenek
- Leak : hantu, makhluk jadi-jadian
- Sanggah : tempat persembahyangan keluarga
- Bertengkuluk : memakai handuk yang dilingkarkan di kepala untuk menutupi rambut
Cerita oleh: Lena D.
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR