Dalam hati kecilnya, Yuni tak yakin kedua adiknya bias menabung. Habis, uangnya dapat dari mana? Ayu, yang baru kelas satu SD, dapat uang saku lima puluh rupiah. Itu pun tiap hari dibelikan oleh-oleh sepuiang sekolah untuk Ota. Ota belum sekolah, umurnya baru tiga tahun. Karena itu ia tak diberi uang saku.
Tapi, bagaimana kalau ia sendiri yang menabung? Astaga, Yuni terkesiap! la hampir lupa, ia punya tabungan! Jumlahnya mendekati seribu, tapi kan bisa jadi banyak kalau ia berusaha mencari uang tambahan.
Baca Juga: Ingin Semakin Sehat Tahun 2020? Lakukan Perubahan Kecil Ini, yuk!
Selama ini bila ibu Yuni sedang tidak membuat dagangan, Yuni selalu diminta menunggui warung Nek Ijah. Sebagai upahnya, ia akan diberi uang seratus rupiah dan kue-kue. Yuni menolak diberi uang, ia hanya mau menerima kue atau permen untuk oleh-oleh adik-adiknya.
Yuni merencanakan sekali-sekali tak akan menolak lagi kalau diberi uang oleh Nek Ijah. Ia bahkan kemudian minta izin Ibu untuk menjaga warung Nek Ijah dari pukul enam sore sampai pukul sembilan malam.
"Warung Nek Ijah tak selalu ramai, aku bias belajar di situ," katanya kepada Ibu. Ibu setuju saja, tanpa lupa berpesan, "Tak usahlah sering-sering minta imbalan. Nek Ijah kan sudah sering memberimu macam-macam!"
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR