Hubungan ayah Pino dengan para tetangga, penduduk di pantai sangat baik. Tidak heran, bila kadang-kadang ada tetangga yang kehabisan minyak tanah, datang ke mercu suar dan minta agar diperbolehkan membeli minyak tanah satu atau dua liter.
Mobil tangki minyak datang ke pantai seminggu dua kali. Mungkin saja pada saat mobil datang, ada yang lupa beli minyak atau sedang bepergian, atau sedang tak punya uang.
Suatu hari ketika mobil tangki minyak datang, penduduk sedang berpesta. Ada pesta pernikahan putri kepala desa. Orang-orang berpakaian indah, makan aneka ragam masakan dan mendengar musik yang merdu. Bahkan ada pula yang menari.
Baca Juga: Kacang Mete itu Berasal dari Tumbuhan Apa, ya? #AkuBacaAkuTahu
Ketika itulah Pino mendekati mobil tangki minyak dan membawa dua buah jerigen. Sudah biasa, untuk keperluan lampu mercu suar.
Setiap mobil tangki minyak datang, ayah Pino membeli dua jerigen. Hari ini Pino yang beli, sebab ayah dan ibunya ada di rumah kepala desa.
"Orang-orang tidak beli minyak, sebab mereka sedang sibuk pesta. Lebih baik besok Bapak-bapak datang lagi!" kata Pino.
"Tidak bisa, Pin. Sudah ada jadwalnya. Besok kami harus jualan di desa sebelah Timur!" kata Pak Manuel, penjual minyak tanah.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR