"Berarti berapa kilo lagi kita bikin renggina, Bu?" Sri bertanya sembari masuk ke kamarnya. Dari jendela kamarnya, Sri melihat hamparan renggina yang dijemur di atas balai-balai di halaman belakang. Berarti sepanjang pagi tadi ibunya menghabiskan waktu dengan membuat jajan Bali itu. Sri mengagumi kegesitan ibunya bekerja.
"Ibu telah membeli lima kilo ketan tadi pagi. Ibu baru bikin dua setengah kilo untuk renggina putih. Besok Ibu bikin yang warna coklat," terdengar jawaban ibunya.
Baca Juga: Punahnya Hewan Besar Membuat Alpukat Hampir Punah, Cari Tahu Fakta Menarik Alpukat, yuk!
"Aku saja yang bikin, Bu," kata Sri. la cukup mahir membuat renggina. Dan, ia paling senang saat mencetak ketan yang telah dikukus menjadi bentuk kotak atau bundar.
"Ibu sajalah," sahut Ibu. "Ibu kerjakan pagi, biar siang bisa dijemur. Kamu bantu Ibu menggorengnya saja, Sri."
Sore harinya Sri mengangkat renggina yang telah kering dan memasukkannya ke dalam kaleng. Dua kaleng telah penuh. Sisa renggina ia masukkan ke dalam tas plastik. Sri berseru kepada Ibu, "Bagaimana kalau setengahnya kugoreng sekarang, Bu?"
"Boleh," Ibu setuju. "Kosongkan kembali kaleng-kaleng itu untuk tempatnya."
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR