Plastik PET biasanya digunakan sebagai kemasan minuman dan makanan. Plastik PET dibuat sebagai plastik sekali pakai, namun bisa didaur ulang.
Sayangnya, plastik itu justru terbuang dan menyebabkan polusi global, bahkan sampai ke tempat yang terpencil dan tidak ditinggali manusia.
Spesies yang Baru Ditemukan Jadi Pengingat Manusia
Peneliti Alan Jamieson dari Universitas Newcastle Inggris menyebutkan bahwa spesies baru yang ditemukan sudah terkontaminasi, sehingga peneliti tidak lagi bisa memahami spesies itu di lingkungan alaminya yang tidak terkontaminasi.
Melihat keadaan spesies amphipod yang membawa plastik di dalam perutnya, para ilmuwan memberinya nama Eurythenes plasticus.
Pemberian nama itu sengaja dibuat untuk mengingatkan penduduk dunia bahwa dampak polusi di laut sangat berbahaya.
Sampah yang sampai ke lautan bukan hanya membuat lingkungan kotor, tapi juga mengganggu kehidupan biota laut.
Penemuan spesies yang sudah terkontaminasi sampah ini semakin menjelaskan bahwa masalah sampah plastik sangat besar dampaknya.
Sebabnya, aktivitas manusia pun bisa memengaruhi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di tempat terpencil.
Baca Juga: Jadi Titik Terdalam di Bumi, Apa Saja yang Ada di Palung Mariana?
Plastik di Lautan
Menurut penelitian tahun 2015, setidaknya ada 8 juta ton plastik memasuki lautan setiap tahun.
Source | : | Interesting Engineering |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR