Bobo.id – Teman-teman sudah pernah mendengar tentang Palung Mariana, belum, nih?
Palung Mariana merupakan palung tempat titik terdalam dunia berada.
Tapi tahukah kamu? Bahkan jauh di tempat yang terdalam, ilmuwan menemukan sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia di darat.
Sedihnya, baru-baru ini bahkan ada spesies yang baru ditemukan di Palung Mariana, namun di dalam perutnya sudah ada plastik.
Baca Juga: Larangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai di Jakarta, Apa yang Harus Dilakukan?
Sampah Plastik di Perut Spesies Baru yang Ditemukan di Palung Mariana
Tim peneliti dari Universitas Newcastle di Inggris menemukan spesies baru amphipod, yang merupakan hewan krustasea.
Spesies baru amphipod ini ditemukan di kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut, di Palung Mariana.
Sayangnya, saat diteliti, ilmuwan menemukan bahwa dalam perut spesies baru amphipod itu ada puing-puing plastik.
Ukuran puing plastik itu begitu kecil, atau biasa disebut mikroplastik.
Para peneliti memeriksa jenis plastik itu dan menemukan bahwa plastik dalam perut amphipod itu adalah plastic jenis PET (polyethylene terephthalate).
Plastik PET biasanya digunakan sebagai kemasan minuman dan makanan. Plastik PET dibuat sebagai plastik sekali pakai, namun bisa didaur ulang.
Sayangnya, plastik itu justru terbuang dan menyebabkan polusi global, bahkan sampai ke tempat yang terpencil dan tidak ditinggali manusia.
Spesies yang Baru Ditemukan Jadi Pengingat Manusia
Peneliti Alan Jamieson dari Universitas Newcastle Inggris menyebutkan bahwa spesies baru yang ditemukan sudah terkontaminasi, sehingga peneliti tidak lagi bisa memahami spesies itu di lingkungan alaminya yang tidak terkontaminasi.
Melihat keadaan spesies amphipod yang membawa plastik di dalam perutnya, para ilmuwan memberinya nama Eurythenes plasticus.
Pemberian nama itu sengaja dibuat untuk mengingatkan penduduk dunia bahwa dampak polusi di laut sangat berbahaya.
Sampah yang sampai ke lautan bukan hanya membuat lingkungan kotor, tapi juga mengganggu kehidupan biota laut.
Penemuan spesies yang sudah terkontaminasi sampah ini semakin menjelaskan bahwa masalah sampah plastik sangat besar dampaknya.
Sebabnya, aktivitas manusia pun bisa memengaruhi kehidupan makhluk hidup yang tinggal di tempat terpencil.
Baca Juga: Jadi Titik Terdalam di Bumi, Apa Saja yang Ada di Palung Mariana?
Plastik di Lautan
Menurut penelitian tahun 2015, setidaknya ada 8 juta ton plastik memasuki lautan setiap tahun.
Plastik yang masuk ke laut pun terurai menjadi bagian yang lebih kecil dan akhirnya menjadi mikroplastik, yang termakan oleh hewan-hewan, bahkan sampai hewan yang tinggal di Palung Mariana.
Plastik yang tidak terurai di pencernaan hewan itu bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan, sehingga tidak ada ruang untuk makanan lagi dan justru menyerap senyawa yang berbahaya.
Kasihan, kan, teman-teman?
Eurythenes plasticus bukanlah satu-satunya hewan yang kehidupannya terganggu oleh sampah plastik yang sampai ke lautan.
Karenanya, demi menjaga Bumi kita untuk semua makhluk hidup, kita sama-sama kurangi penggunaan plastik sekali pakai dan sebisa mungkin mendaur ulang bahan yang bisa didaur ulang, yuk!
Baca Juga: Jangan Dibuang, Botol Plastik Bekas Bisa Dibuat Kapal Mainan seperti Ini
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Interesting Engineering |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR