Bobo.id - Indonesia merupakan negara maritim yang berarti wilayah lautnya sangat luas.
Nah, hal ini membuat banyak penduduk Indonesia yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Salah satu wilayah di Indonesia yang penduduknya sebagian besar merupakan nelayan adalah di pesisir pantai utara Jawa, seperti Cirebon, Subang, dan Indramayu.
Para nelayan di wilayah itu memiliki upacara adat yang digelar rutin setiap tahun, yaitu upacara Nandran.
Apa tujuan dari diadakannya upacara Nandran dan apa saja yang dilakukan selama upacara adat ini berlangsung, ya?
Baca Juga: 4 Tradisi Ramadan di Negara Lain, Ada yang Menyambut Ramadan dengan Menyalakan Meriam!
Nandran, Upacara Adat para Nelayan Sebagai Doa dan Ucapan Syukur
Setiap tahun, panduduk pesisir pantai utara Jawa, mulai dari Subang, Cirebon, hingga Indramayu mengadakan sebuah upacara adat yang bernama Nandran.
Upacara Nandran disebut juga sebagai Pesta Laut atau Sedekah Laut.
Ada tujuan di balik dilaksanakannya upacara adat Nandran ini, teman-teman, yaitu sebagai ungkapan syukur terhadap hasil tangkapan ikan.
Selain itu, Nandran juga dilangsungkan sebagai doa agar ada peningkatan hasil tangkapan di tahun yang akan datang dan tidak ada rintangan saat melaut serta mencari ikan.
Baca Juga: Apakah Filosofi Batik di Luar Pulau Jawa Sama dengan Batik yang Berasal dari Jawa? Yuk, Cari Tahu!
Biasanya, Nandran akan diadakan antara bulan Oktober hingga Desember.
Di Kabupaten Indramayu, upacara adat Nandran diselenggarakan di Pantai Eretan Kulon, Eretan Wetan, Dadap, Limbangan, dan Karangsong.
Nah, kalau di Kabupaten Subang, upacara Nandran biasanya diselenggarakan di Pantai Blanakan.
Baca Juga: Banyak Rumah di Amerika Serikat Punya Ruang Bawah Tanah, Mengapa Begitu?
Asal-usul Upacara Adat Nandran
Upacara adat Nandran yang diselenggarakan oleh penduduk pesisir pantai utara Jawa ini sebenarnya adalah perpaduan budaya Islam dan Hindu yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan diwariskan turun-temurun.
Menurut warga Indramayu, kata 'nandran' berasal dari kata 'nazar', yang dalam bahasa Arab berarti 'pemenuhan janji'.
Dari arti istilah inilah, maka ada berbagai sesajen yang disajikan atau diberikan kepada roh sebagai simbol pemenuhan sesajen atau sajian.
Hal ini dilakukan seperti dalam simbolo-simbol ritual agama Hindu.
Berbagai Kesenian Tradisional dan Sesajen Ada saat Upacara Nandran
Saat upacara Nandran diselenggarakan, ada berbagai kegiatan yang dilaksanakan, nih.
Karena tujuan dari upacara adat ini adalah sebagai ungkapan syukur dan sebagai bentuk doa, ada berbagai ritual keagamaan dan sesajen yang diberikan.
Sesajen yang disiapkan dan diberikan ada berbagai macam, seperti ancak, yang merupakan anjungan berbentuk replika perahu.
Di dalam ancak ini berisi kepala kerbau, bunga tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan berbagai sajian lainnya.
Baca Juga: Meski Sangat Beracun, Ikan Buntal di Jepang Jadi Menu Favorit, Mengapa Begitu?
Sesajen ini kemudian dilarung atau dilepaskan ke laut, sebagai simbol atas niat yang tulus dan ungkapan syukur.
Namun sebelum dilepaskan ke laut, sesajen tadi biasanya akan diarak mengelilingi tempat yang sudah ditentukan, sambil diiringi berbagai tarian, musik, dan kesenian lain.
Selain upacara melepaskan sesajen ke lautan, berbagai kesenian tradisional juga digelar pada upacara adat ini, teman-teman.
Baca Juga: Kota Lisbon Terkenal Karena Keramiknya, Ternyata Ada Sejarah Panjang di Baliknya
Bahkan di Kabupaten Indramayu, ada berbagai pagelaran kesenian tradisional dan pasar malam yang diadakan selama satu minggu!
Dengan melakukan upacara adat Nandran ini, nelayan berharap bisa mendapatkan tangkapan laut yang melimpah dari tahun sebelumnya dan diberi keselamatan saat melaut.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR