Bobo.id – Menjelang lebaran tahun ini, apakah teman-teman menyiapkan kue lebaran di rumah?
Mungkin, karena ada yang banyak beraktivitas di rumah, ada yang membuat kue lebaran bersama anggota keluarga. Atau ada juga yang menerima parcel kue lebaran, atau mungkin membeli kue lebaran dari toko kue.
Biasanya, kue lebaran yang paling sering dinikmati adalah kue nastar, kaastengel, putri salju, kue kacang, dan yang lainnya.
Sekarang, juga makin banyak jenis kue kering lain yang bermunculan, dengan berbagai bentuk, warna, dan rasa.
Tapi, ternyata lebaran di Indonesia tidak selalu khas dengan kue kering, lo!
Zaman dulu bahkan masyarakat Indonesia belum mengenal kue kering, terlebih menyajikannya saat lebaran.
Kue kering baru dinikmati masyarakat sejak masuknya budaya Eropa. Lalu, apa makanan khas lebaran sebelum masa itu, ya?
Makanan yang Disajikan Saat Lebaran, Sebelum Era Kolonial
Menurut Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman, tradisi menyajikan kue kering baru muncul saat masa kolonial Belanda.
Hmm… apa teman-teman bisa menebak apa saja sajian lebaran masyarakat Indonesia zaman dulu?
Baca Juga: Di Jawa Barat, Tentara Belanda Zaman Kolonial Mengonsumsi Roti Tan Keng Chu
Dalam wawancara dengan Kompas Travel tahun 2019, Pak Fadly menceritakan bahwa dulu masyarakat Indonesia menyajikan kudapan daerahnya saat lebaran.
Kudapan-kudapan itu misalnya opak, apem, rengginang, dan banyak yang lainnya.
Makanan itu sebenarnya masih ada sampai sekarang. Namun, kue kering memang jadi lebih populer dan dianggap lebih modern.
Pak Fadly menambahkan, kue kering yang dikenal oleh masyarakat Indonesia saat ini pertama kali dibuat oleh orang Belanda di Indonesia.
Kue Kering, Makanan yang Dipengaruhi Budaya Eropa di Indonesia
Karena adanya interaksi antara orang Belanda dengan masyarakat Indonesia, maka lama-kelamaan ada banyak budaya Eropa yang menjadi bagian dari budaya Indonesia.
Pada abad ke-19 dan ke-29, pengaruh budaya Eropa dalam hal kuliner banyak diserap oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Rijsttafel, Makanan Indonesia yang Populer di Belanda, Pernah Coba?
Kita bisa melihat buktinya dari nama-nama kue kering yang bukan menggunakan nama Indonesia.
Sejak mengenal kue kering, masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera.
Bahkan, menurut Pak Fadly, menyajikan kue kering saat lebaran zaman Belanda juga menjadi salah satu penunjuk kelas sosial seseorang.
Kemudian, kue tradisional yang dibuat dari bahan-bahan lokal saat itu dianggap lengket dan tidak awet bila disimpan.
Ini berbeda dengan kue kering yang lebih tahan lama.
Wah, kue kering khas lebaran juga jadi saksi akulturasi sejarah Indonesia dan Eropa, ya?
O iya, tapi meski suka kue kering yang dikenalkan oleh bangsa Eropa zaman dulu, jangan kita lupakan makanan tradisional seperti kue dan kudapan khas Indonesia, ya!
Baca Juga: Suka Kue Cubit? Rupanya Kue Cubit Berakar dari Makanan Belanda, lo
(Penulis: Sherly Puspita)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR