Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Penyihir dan Muridnya.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Wonwon Ingin Punya Kawan #MendongenguntukCerdas
Bu Sefka memiliki seorang putra bernama Zeki. Ke sekolah mana pun Bu Sefka mengirimnya, Zeki selalu melarikan diri.
“Ke mana Ibu harus mengirimmu sekolah, supaya kau betah, Zeki?” tanya Bu Sefka bingung.
“Jangan kirim aku lagi, Bu. Temani saja aku mencari sekolah kejuruan. Kalau menemukan sekolah yang aku suka, aku tidak akan melarikan diri.”
Bu Sefka akhirnya membawa Zeki ke pusat sekolah kejuruan. Di tempat itu, tampak banyak pria sedang mengerjakan berbagai kerajinan tangan. Membuat karpet, menjahit baju, membuat lampu dinding. Di antara mereka, ada juga seorang penyihir yang bernama Bosmak.
Zeki sangat tertarik melihat keahlian Bosmak.
“Bu, aku ingin belajar sihir di tempat penyihir Bosmak,” kata Zeki.
Bu Sefka akhirnya mengantar Zeki ke tempat penyihir itu dan menceritakan keinginan putranya pada Bosmak. Sang penyihir setuju untuk mengangkat Zeki menjadi muridnya.
Waktu pun berlalu, dan Zeki tumbuh menjadi pemuda dewasa. Ia sudah mempelajari semua yang diajarkan gurunya. Suatu hari, Bosmak berkata,
"Aku akan mengubah diriku menjadi domba jantan. Bawalah aku ke pasar dan jual aku. Tapi ingat, simpanlah tali kekang leherku!”
Zeki membawa domba jelmaan gurunya, dan menjualnya di pasar. Seorang pria membeli domba itu seharga lima ratus keping piaster. Seperti yang diperintahkan gurunya, Zeki tetap menyimpan tali kekang leher si domba.
Pada malam hari, Bosmak berubah kembali ke bentuk manusia. Ia melarikan diri dari pembeli domba dan pulang ke rumahnya.
Hari berikutnya, Bozmak berkata kepada muridnya, "Aku akan mengubah diri menjadi seekor kuda. Bawa dan jual aku, tetapi jaga tali kekangnya."
Zeki membawa kuda itu ke pasar dan menjualnya. Seseorang membelinya dengan harga seribu piaster. Zeki menyimpan tali kekang kuda dan membawanya pulang. Namun setiba di rumah gurunya, Zeki berpikir,
“Sekarang aku tahu cara mendapat uang. Aku ingin mencoba sendiri!”
Zeki segera kembali ke rumah ibunya dan berkata, "Ibu, aku telah belajar semua ilmu sihir. Sekarang aku tahu cara menghasilkan banyak uang."
Ibu Sefka yang malang itu tidak mengerti apa maksud Zeki. Ia berkata,
"Putraku, apa yang akan kau lakukan? Jangan bikin masalah untuk Ibu.”
"Tidak," jawabnya. "Besok, aku akan mengubah diriku menjadi patung gadis pembawa kendi air mancur. Ibu yang akan menjualnya. Tetapi ingatlah, Bu. Jangan jual pita yang terikat di sekeliling kendi, karena aku bisa tersesat.”
Baca Juga: Ada Perpustakaan Kuno di Kerajaan Kuno Asyur! Seperti Apa Isinya?
Sementara itu, Bosmak berhasil melarikan diri dari kandang si pembeli kuda. Ia pulang ke rumah dan tidak menemukan Zeki. Bosmak sangat marah ketika melihat tali pengikat lehernya tergeletak di meja.
"Murid tidak berguna! Kalau tali ini diambil orang, aku bisa menjadi kuda seumur hidup! Tunggu pembalasanku!”
Esok paginya, Bosmak pergi mencari muridnya.
Sementara itu, di kolam di tanah lapang, Zeki mengubah dirinya menjadi patung gadis pembawa kendi air mancur. Ibunya menjualnya lewat lelang. Orang banyak berkumpul di sekeliling kolam, kagum pada kecantikan patung gadis itu.
Bosmak ada di antara kerumunan. Ia segera bisa menebak kalau patung gadis itu adalah jelmaan muridnya. Ia bergabung dengan orang banyak dan ikut memberi penawaran tertinggi. Bosmak selalu memberi tawaran yang lebih tinggi. Akhirnya, patung gadis itu pun berhasil menjadi miliknya.
Bu Sefka membuka pita di kendi air sambil berkata, pita itu tidak ikut dijual. Bosmak memerlihatkan setumpuk uang,
“Aku tidak akan membayarmu kecuali kau menyerahkan pita itu juga.”
Bu Sefka melihat sehelai pita itu dan berpikir, pita itu tampak tidak begitu penting. Bu Sefka akhirnya mengulurkan pita itu ke tangan Bosmak. Pada saat itu, Zeki bergegas mengubah dirinya menjadi seekor burung dan terbang pergi. Bosmak mengubah dirinya juga menjadi burung dan mengejar Zeki.
Mereka berdua terbang jauh sampai tiba di kota lain. Burung jelmaan Zeki tiba di taman istana tempat Sultan sedang berjalan santai.
Seekor elang peliharaannya bertengger di pundaknya. Zeki mengubah dirinya menjadi mawar yang indah dan jatuh di kaki Sultan. Sultan terkejut melihat mawar itu, karena musim bunga belum tiba.
“Belum pernah aku menemukan bunga sewangi ini,” katanya.
Pada saat itu, Bosmak tiba di taman itu juga. Ia kembali ke bentuk manusia dan bermain kecapi sambil menyanyikan lagu. Sultan tertarik dan menyuruhnya menyanyi beberapa lagu lagi. Setelah beberapa lagu ia lantunkan, Bosmak dengan sopan berkata,
“Bolehkah aku meminta setangkai mawar sebagai imbalan lagu-laguku...”
Sultan sangat marah, “Apa kau tak tahu, ini adalah kuntum mawar terindah dan terharum yang pernah aku miliki! Berani-beraninya kau meminta!”
Bosmak berusaha membujuk dengan kata-kata manis,
“Ampuni hamba, Yang Mulia. Hamba hanya penyanyi miskin yang murung. Hamba berkeliling dunia demi mencari mawar indah itu. Sungguh tak disangka, mawar itu berada di tangan lembut Sultan. Hanya mawar itu yang bisa membuat hidup hamba menjadi ceria kembali...”
Sultan menjadi terharu. “Apalah arti mawar ini bagiku? Pengembara ini sangat membutuhkannya.”
Sultan akhirnya menyerahkan bunga itu pada Bosmak. Namun sebelum penyihir itu memegangnya, mawar itu jatuh ke tanah dan berubah menjadi butiran-butiran jewawut makanan ayam.
Baca Juga: Ada Bukit Batu Berusia Jutaan Tahun di Purnululu, Dulu Pernah Jadi Tempat Rahasia
Bosmak segera mengubah dirinya menjadi ayam dan mematuk butiran-butiran itu. Namun ia tidak melihat sebutir jewawut yang terjatuh di bawah kaki Sultan.
Jewawut itu tiba-tiba berubah menjadi Zeki, yang menangkap ayam itu dengan tiba-tiba. Pada saat itu, elang peliharaan Sultan melihat si ayam. Ia terbang dan menyambar ayam jelmaan Bosma, lalu dibawa pergi entah kemana.
Sultan sangat tercengang melihat keajaiban itu. Zeki menceritakan asal-usul kejadian itu. Sultan sangat terkesan. Ia lalu mengajak Zeki untuk tinggal di istananya dan menjadi ahli sihir istana.
Zeki sangat gembira karena ia boleh mengajak ibunya tinggal di istana juga. Ia lega, karena kini ia bisa menjadi penyihir yang baik, yang tidak menipu orang lain dengan kemampuan sihir. Kemampuannya itu dipakai untuk menolong banyak orang.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Hanif M.
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: Rangkuman dan Soal Materi Museum Nasional, Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-6 SD
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR