Bobo.id – Teman-teman pernah mendengar istilah self limiting disease? Istilah iin sempat muncul ketika virus corona muncul di Indonesia pada Maret lalu.
Lalu, apa itu self limiting disease? Dan apa hubungannya dengan virus corona? Yuk, cari tahu!
Self Limiting Disease
Bersumber dari Kompas.com, dikutip dari makalah Ilmu Sosial dan Kedokteran yang diterbitkan di Science Direct, 25 April 2020, self limiting disease adalah penyakit yang sembuh secara spontan, dengan atau tanpa pengobatan khusus.
Dalam kebanyakan kasus, tidak diperlukan perlakuan khusus untuk menghilangkan penyakit.
Contohnya, dari infeksi ringan (misalnya pilek, flu, dan konjungtivitis) hingga gejala yang lebih umum (misalnya sakit kepala dan nyeri punggung).
Terlepas dari itu, orang biasanya menggunakan obat-obatan dengan keyakinan bahwa mereka akan lebih cepat sembuh.
Dikutip dari Kompas.com, epidemiolog dari Universitas Griffith, yakni Dicky Budiman menyebutkan bahwa penyakit atau kondisi yang bisa sembuh atau pulih dengan sendirinya ini, disebabkan oleh tubuh manusia yang bisa melakukan perlawanan dengan imunitas. Lalu bisa juga penyakit ini tidak punya efek jangka panjang yang merugikan pada kesehatan.
COVID-19 Termasuk Self Limiting Disease, Tapi…
Epidemiolog ini juga menyebutkan, COVID-19 termasuk self limiting disease. Namun, perlu diingat, tidak untuk semua orang.
"Kaitannya dengan COVID-19, mayoritas pulih dengan sendirinya terutama kalau menginfeksi dewasa muda atau anak. Artinya sebagian kecil masih harus ke rumah sakit untuk perawatan, sekitar 20 persen," Lanjutnya, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu, epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, yakni Bayu Satria Wiratama, juga mengatakan bahwa tidak semua yang terinfeksi COVID-19 bisa sembuh sendiri.
Menurutnya, COVID-19 pada umumnya juga self limiting disease, terutama pada yang bergejala ringan. Namun, bagi penderita yang mengalami gejala sedang atau berat, tetap butuh perawatan di rumah sakit.
Pasien COVID-19 tertentu bisa sembuh sendiri dengan cara isolasi, karantina, menjaga kesehatan tubuh, menjaga nutrisi.
Intinya, menjalankan pola hidup sehat. Contohnya, pasien tanpa gejala yang dirawat di RS Darurat Wisma Atlet.
Para pasien ini hanya diisolasi dan menjalankan pola hidup sehat. Jika perlu obat, hanya diberikan obat ringan seperti parasetamol.
Baca Juga: Tak Pandang Bulu, COVID-19 Juga Bisa Menyerang Anak-Anak, Ketahui Cara Mencegahnya
Meski begitu, mereka tetap harus menjalani isolasi atau karantina karena tetap bisa menularkan dan berpotensi beralih menjadi gejala yang lebih berat.
Karena itu, tetap penting untuk menjaga diri agar tidak menulari orang lain yang bisa jadi berisiko tinggi mengalami gejala sedang/berat.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah, Iveta R.)
Baca Juga: Virus Corona Bisa Menempel di Permukaan Benda, Apakah Virusnya Bisa Menular Melalui Makanan?
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR