Bobo.id - Semakin tingginya mobilitas manusia, maka semakin tinggi juga kebutuhan transportasinya.
Alat transportasi, baik itu transportasi darat, laut, maupun udara, akan memudahkan kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh manusia.
Menggunakan alat transportasi untuk bepergian akan memudahkan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, meski jaraknya jauh.
Meski penggunaan alat transportasi memberikan keuntungan untuk manusia, hal ini bisa menimbulkan beberapa dampak negatif bagi lingkungan.
Baca Juga: Macam-Macam Transportasi Darat dan Fungsinya, Mulai dari Transportasi Tradisional Sampai Modern
Beberapa dampak negatif alat transportasi terhadap lingkungan misalnya seperti polusi udara, hingga dampak negatif pada luas hutan.
Apa kaitan antara berkembangnya alat transportasi dan dampak negatifnya pada luas hutan?
Ketahui juga beberapa solusi untuk mengatasi dampak negatif dari alat transportasi pada luas hutan.
Baca Juga: Bukan Hanya Digunakan saat Naik Pesawat, Ini Manfaat Lain Mode Pesawat pada Ponsel
Kaitan Antara Alat Transportasi Terhadap Luas Hutan
Semakin tingginya mobilitas manusia, ternyata bukan hanya kebutuhan alat transportasi saja yang meningkat.
Bertambahnya alat transportasi akan menyebabkan kebutuhan akan akses jalan yang baik dan luas juga meningkat.
Bukan hanya akses jalan yang baik, tapi juga kebutuhan penggunan kendaraan bermotor akan akses jalan alternatif untuk mencapai tempat tujuan dengan lebih cepat akan ikut meningkat juga.
Nah, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan luas jalan adalah dengan melakukan pembukaan lahan, misalnya pada area hutan maupun sawah.
Hal yang sama juga dilakukan untuk membuat akses jalan alternatif agar pengemudi mencapai tempat tujuan dengan lebih cepat.
Baca Juga: Merupakan Samudra Paling Selatan di Bumi, Ketahui 5 Fakta Unik Samudra Antartika, yuk!
Dampak Negatif Alat Transportasi Terhadap Luas Hutan
Perluasan jalan atau membuat jalur alternatif dengan memanfaatkan area hutan ternyata berdampak negatif pada luas hutan.
Pemotongan area hutan yang kemudian beralih fungsi menjadi ruas jalan untuk alat transportasi akan mengurangi luas hutan di daerah itu, teman-teman.
Akibatnya, akan terjadi perubahan kondisi alam di wilayah itu, yang merupakan dampak dari pengurangan luas hutan.
Dampak negatif alat transportasi terhadap luas hutan lainnya adalah berkurangnya daerah resapan air di wilayah itu.
Jika daerah resepan air berkurang, maka hal ini akan berdampak pada lingkungan sekitarnya, seperti wilayah permukiman yang bisa mengalami banjir setiap musim hujan.
Berkurangnya luas hutan juga akan memengaruhi masyarakat yang ada di kawasan hutan, baik yang tinggal di sekitar hutan maupun yang mencari nafkah di dalam dan sekitar hutan.
Kalau luas hutan berkurang, hal ini akan membuat penduduk bisa saja kehilangan tempat tinggal maupun mata pencahariannya.
Baca Juga: Ketahui Jenis-Jenis Sumber Energi Tak Terbarukan Selain dari Fosil
Solusi agar Perkembangan Alat Transportasi Tidak Mengurangi Luas Hutan
Akses jalan yang baik, luas, dan mempersingkat waktu tempuh kendaraan memang dibutuhkan dengan meningkatnya jumlah alat transportasi.
Namun ada cara yang bisa dilakukan sebagai solusinya, nih.
Solusi agar pembuatan jalan tidak mengurangi luas hutan salah satunya adalah dengan mengembangkan jalur transportasi darat bawah tanah.
Pembangunan jalur darat secara bawah tanah akan membantu untuk mengurangi pemotongan atau pengurangan luas hutan yang digunakan untuk jalur transportasi.
Baca Juga: Kendaraan di Jakarta Wajib Lulus Uji Emisi Mulai 24 Januari 2021, Apa Itu Uji Emisi?
Solusi lain adalah dengan cara meningkatkan penggunaan transportasi umum, seperti KRL atau MRT untuk mengurangi penambahan jumlah alat transportasi pribadi.
Hal ini nantinya akan berdampak pada pembukaan lahan hutan yang digunakan sebagai jalur transportasi kendaraan.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR