Bobo.id - Telur memiliki banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan. Salah satunya yang paling tinggi adalah kandungan proteinnya.
Selain itu telur juga dapat menjaga kesehatan otak kita, lo.
Telur mengandung choline (vitamin B4). Choline bisa meningkatkan memori dan perkembangan otak.
Siapa yang suka konsumsi telur? Pertahankan kebiasaan baik ini, ya!
Namun, ada yang perlu diperhatikan, nih, teman-teman.
Ternyata banyak mitos seputar telur yang masih dipercaya banyak orang, padahal tidak terbukti kebenarannya.
Supaya lebih bijak mengonsumsi telur, ketahui apa saja mitos seputar telur yang sebaiknya tidak kita percaya lagi, yuk!
1. Telur Mentah Lebih Baik daripada Telur Matang
Teman-teman pernah melihat orang langsung mengonsumsi telur padahal masih mentah?
Banyak yang percaya, kandungan protein di telur mentah lebih tinggi dibanding telur matang.
Padahal, sebenarnya mengonsumsi telur mentah tidak membuat tubuh kita menerima lebih banyak protein.
Baca Juga: Bitterballen Sampai Bakwan, Coba Buat 3 Resep Olahan Telur Puyuh Ini, yuk!
Justru, mengonsumsi telur mentah bisa membuat kita lebih rentan terinfeksi Salmonella.
2. Telur Cokelat Lebih Bergizi Dibanding Telur Putih
Faktanya, warna telur tidak memengaruhi rasa dan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya.
3. Kulit Telur yang Tidak Sengaja Termakan Bisa Berbahaya
Kadang-kadang, kulit telur tidak sengaja termakan karena menempel di telur rebus atau telur ceplok.
Ada yang bilang, kulit telur yang termakan, bisa berbahaya untuk kesehatan kita.
Faktanya, kulit telur tidak berbahaya. Hanya saja, kalau kita sengaja memakan kulit telur dalam jumlah yang besar, bisa melukai kerongkongan atau tenggorokan.
Baca Juga: Ini Cara Merebus Telur Agar Matangnya Pas dan Putih Telurnya Tidak Menempel pada Kulit saat Dikupas
Meski begitu, hindari juga makan cangkang telur dengan sengaja, apalagi cangkang telur mentah. Sebab, hal ini bisa membuat kita berisiko terkena infeksi Salmonella.
4. Bercak Darah di Telur Tandanya Telur Bisa Menetas Jadi Ayam
Kadang-kadang, ditemukan titik kecil seperti bercak darah pada kuning telur.
Ada yang bilang, bercak darah itu merupakan tanda bahwa telur bisa berkembang menjadi seekor ayam.
Faktanya, bintik yang seperti bercak darah ini jarang terjadi. Biasanya, ini terjadi karena genetik ayam atau kekurangan vitamin A.
Lalu, apakah berbahaya jika kita memakannya? Tentu saja tidak. Namun, telur harus dimasak dengan cara yang tepat.
5. Tidak Boleh Makan Telur yang Lewat dari Tanggal Kedaluwarsa
Jika kita membeli telur dari supermarket, biasanya ada tanggal yang menunjukkan kedaluwarsa telur.
Lalu, apakah artinya telur langsung busuk begitu melewati tanggal kedaluwarsa?
Jika telur disimpan di dalam kulkas, telur bisa tetap aman dikonsumsi walau sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Namun, kita perlu memeriksanya dulu sebelum mengolahnya. Caranya dengan memasukkan telur ke dalam gelas berisi air bersuhu ruangan.
Jika telur masih segar, telur akan tenggelam. Jika telur sudah tidak segar dan akan busuk, telur akan mengapung ke atas.
6. Bagian Putih Kecil Harus Dilepas
Kadang-kadang, kita menemukan bagian seperti tali putih saat mengupas telur.
Bagian ini disebut “chalazae" yang membantu menahan kuning telur tetap di tempatnya atau di tengah telur.
Nah, biasanya banyak orang akan membuang bagian ini. Faktanya, bagian ini tetap aman dimakan jika dimasak dengan benar.
7. Telur Kecil dari Ayam Kecil, Telur Besar dari Ayam Besar
Teman-teman pasti akan menemukan berbagai ukuran telur. Ada telur yang besar, ada juga telur yang kecil.
Banyak yang bilang, telur kecil berasal dari ayam yang badannya kecil. Telur besar berasal dari ayam yang badadannya besar.
Sebenarnya ini tidak salah, tapi tidak selalu semuanya seperti itu.
Besar atau kecilnya telur yang dihasilkan bisa dipengaruhi oleh usia, pola makan, dan lingkungan ayam.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR