Bobo.id - Mi instan adalah makanan lezat yang bisa tersaji hanya dengan hitungan menit.
Tak hanya cepat, rasa mi instan pun lezat dan beragam. Hal inilah yang membuat mi instan digemari oleh banyak orang.
Banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi mi instan saat tak ada makanan lain. Bisa juga karena tak punya waktu banyak untuk menyajikan makanan.
Baca Juga: Konsumsi Mi Instan Berlebihan Membahayakan Tubuh, Ini 5 Cara Mudah untuk Atasi Ketagihan Mi Instan
Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Asosiasi Mi Instan Dunia yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara pengonsumsi mi instan tertinggi di dunia.
Di balik praktis dan kelezatan mi instan, kita pasti sering mendengar anjuran untuk tak sering mengonsumsinya.
Berbagai masalah kesehatan dan bahaya mengonsumsi mi instan juga sering kita dengar.
Namun, apa sebenarnya yang membuat mi instan bukan pilihan yang tepat untuk sering dikonsumsi?
Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Tidak Bisa Cepat Dicerna Tubuh
Mi instan ternyata bisa membebani kinerja sistem pencernaan kita.Tubuh kita memerlukan waktu berjam-jam untuk bisa memecah mi instan.
Hal ini karena mi insyan bisa menyebabkan gangguan kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat.
Karena disimpan lam di dalam tubuh, akibatnya pencernaan jadi lambat.
Bahan kimia beracun dan pengawet juga akhirnya ikut mengendap di dalam tubuh. Misalnya bahan pengawet, seperti Butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ).
TBHQ dan BHA digunakan dalam produk agar bisa berahan lama.
Sayangnya kedua bahan kimia itu sebenarnya bersifat karsinogenik, artinya berpotensi menyebabkan kanker.
2. Tinggi Kandungan Garam
Mengonsumsi terlalu banyak garam bisa memengaruhi kesehatan kita secara keseluruhan.
Sayangnya tidak banyak yang menyadari risiko apa yang sebenarnya bisa muncul pada tubuh kita.
Mi instan kaya akan kandungan garam.
Kelebihan natrium atau garam ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung.
Bahkan menurut penelitian American Journal of Hypertension pada tahun 2014, konsumsi makanan bernatrium tinggi menjadi faktor utama kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus.
3. Mengandung MSG
Monosodium glutamat atau biasanya disebut sebagai MSG bisa kita temukan berada di berbagai makanan.
Menurut FDA, MSG diberi label sebagai aditif yang aman, dengan efek berbahaya masih diperdebatkan.
Namun data kesehatan dan nutrisi yang dikumpulkan dari China Health and Nutrition Survey menunjukkan sebaliknya, dengan konsumsi MSG yang tinggi dalam waktu lama yang menyebabkan kelebihan berat badan.
Baca Juga: Ramen, Udon, dan Soba Sama-Sama Mi Khas Jepang, Ini Perbedaannya
4. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition, ditemukan bahwa perempuan yang mengonsumsi lebih banyak mi instan memiliki risiko sindrom metabolik yang jauh lebih besar daripada mereka yang makan lebih sedikit.
Apa itu sindrom metabolik? Ini adalah sekelompok gejala seperti obesitas sentral, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL rendah.
Itu semua meningkatkan kemungkinan kita mengalami penyakit jantung, diabetes, atau stroke.
Mengapa mi instan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung? Ternyata itu disebabkan oleh cara pembuatannya yang digoreng terlebih dahulu.
Seperti yang kita tahu menggoreng bisa mengurangi nilai gizi dan meningkatkan kandungan lemak jenuh.
Keduanya tentu tak baik untuk kesehatan kita secara keseluruhan.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | lifehack.org |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR