"Mereka nampaknya sudah lapar. Apa tidak ada yang bisa kita suguhkan buat mereka?" tanya istrinya pada Simon.
Simon menggeleng. "Kita telah menyuguhkan yang terbaik," jawabnya. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 12.00, para tamu mulai merasakan kantuk, akibat perut mereka yang kembung oleh air sumur.
"Mungkin mereka perlu makan agar tidak mengantuk," saran istrinya.
Simon menggeleng dan segera memerintahkan para pelayan untuk kembali mengisi gelas-gelas yang kosong. Para pelayan kebingungan.
Baca Juga: Dongeng Anak: Ulah Kedi dan Musi #MendongenguntukCerdas
"Tuan, kita telah kehabisan air," ujar mereka.
Simon terkejut. "Cepat pesan air beberapa drum lagi!" serunya. Mungkin karena seruan Simon yang keras, para tamu terjaga. Mereka mengira bahwa hidangan sebentar lagi akan terhidang. Simon berdiri di tengah-tengah mereka.
"Saya tahu kalian menyukai air itu," katanya. "Jangan khawatir. Telah kusuruh para pelayan memesan beberapa drum lagi buat kalian."
Mendengar itu, para tamu bergegas pergi. Mereka merasa lemas, lapar, dan kesal bukan main. Tak ada seorang pun tamu yang tinggal.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR