Bobo.id - Setiap bulan Agustus, seluruh rakyat Indonesia memperingati hari kemerdekaan negara Indonesia.
Ada berbagai hal khas yang dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan Indonesia.
Misalnya adalah mengadakan upacara bendera baik itu di sekolah, perkantoran, instansi pemerintahan, hingga di Istana Negara.
Nah, selain upacara bendera, ada juga berbagai lomba yang diadakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.
Tujuan dari adanya lomba saat hari kemerdekaan ini beragam, teman-teman. Ada yang bertujuan untuk memeriahkan hari kemerdekaan, sebagai pengingat perjuangan para pahlawan, hingga mempererat tali persaudaraan dengan tetangga, teman sekolah, anggota keluarga, maupun dengan rekan kerja.
Lomba makan kerupuk, tarik tambang, balap karung, hingga panjat pinang menjadi beberapa lomba khas di hari kemerdekaan.
Selain lomba-lomba tadi, ternyata beberapa daerah di Indonesia juga memiliki lomba khasnya masing-masing, lo! Apa saja, ya?
Lomba Perahu Jong (Riau)
Perahu Jong adalah permainan tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau.
Perahu Jong yang terbuat dari kayu ini memiliki bentuk yang unik dengan layar yang berwarna-warni.
Nah, pada peringatan hari kemerdekaan, perahu Jong ini dilombakan, lo.
Berbeda dengan lomba balap miniatur kapal lainnya, perahu Jong tidak dijalankan menggunakan mesin, melainkan memakai arah mata angin sebagai pengendali kapal.
Baca Juga: Rekor Lain Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020, Apa Saja, ya?
Pada kapal Jong dipasang beberapa komponen, seperti layar, sauk, ganda kate, dan jeep, yang berfungsi untuk mengendalikan laju kapal.
Sauk berfungsi sebagai pemberat kapal, sehingga kapal bisa dikendalikan. Sedangkan ganda kate adalah penghubung antara sauk dan badan kapal, untuk menyeimbangkan kapal.
Berbagai komponen di kapal Jong ini digunakan untuk mengendalikan kapal sesuai dengan arah mata angin.
Festival Telok Abang (Palembang)
Lomba peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang khas dari Palembang disebut sebagai telok abang.
Dalam Bahasa Palembang, telok adalah telur, sedangkan abang adalah warna merah.
Inilah sebabnya, pada festival telok abang ini, terdapat telur rebus yang berwarna merah.
Di festival telok abang, telur yang sudah direbus dan dicat berwarna merah itu kemudian ditancapkan di atas perahu yang terbuat dari styrofoam.
Nah, para peserta atau orang yang datang ke festival ini nantinya harus memperebutkan telur berwarna merah yang ada di kapal tadi.
Baca Juga: Bikin Rumah Terlihat Indah dan Alami, Ini 5 Batu Alam yang Cocok untuk Menghias Dinding Rumah
Lomba Dayung (Banjarmasin)
Lomba dayung yang diadakan untuk memeriahkan hari kemerdekaan ini ternyata menjadi pertunjukan andalan Banjarmasin, lo.
Pada lomba dayung ini, setiap tim harus mendayung kapal untuk mencapai garis finish.
O iya, kapal yang digunakan ini berukuran panjang dan dihiasi dengan ornamen berbentuk naga di ujung-ujungnya.
Tim yang memenangkan lomba ini nantinya akan mendapatkan beberapa hadiah, seperti uang tunai serta piala bergilir yang diberikan oleh Gubernur Kalimantan Selatan.
Pawai Jampana (Bandung)
Pawai jampana yang diadakan di Bandung, Jawa Barat ini sebenarnya adalah pawai untuk memupuk persatuan antar sesama masyarakat.
Masyarakat Kota Bandung mengadakan pawai jampana dengan membawa sebuah tandu berukuran besar.
Baca Juga: Hindari Virus dan Bakteri di Udara, Ini 6 Cara Bersihkan Udara Ruangan
Nah, tandu ini kemudian diisi dengan berbagai makanan, hasil bumi, hingga barang-barang kerajinan masyarakat.
Isi dari tandu ini kemudian akan diperebutkan oleh masyarakat sekitar yang menonton atau menyaksikan saat ada puluhan tandu yang dibawa.
Kalau di daerah teman-teman, lomba apa yang khas saat perayaan hari kemerdekaan?
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
| Penulis | : | Tyas Wening |
| Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR