Bobo.id - Sebuah studi menemukan bahwa virus SARS-CoV-2 dapat menular melalui udara, oleh karena itu masker memiliki peran yang sangat penting.
Pemakaian masker sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang di masa pandemi COVID-19 ini.
Studi tersebut juga menambahkan bahwa virus SARS-CoV-2 ini berkembang lebih baik saat menjadi airborne.
Apa itu airborne? Airborne adalah penyakit yang menular dan tersebar melalui udara.
Seperti yang diberitakan melalui Kompas.com, terdapat studi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Maryland, bahwa virus telah bergerak melalui generasi aerosol yang lebih efisien.
Baca Juga: Gelombang Ketiga COVID-19 di Indonesia Diprediksi Terjadi pada Desember, Ini Penjelasannya
Oleh karena itu, setiap harus sadar akan langkah-langkah kesehatan untuk melindungi diri dari penyebaran virus ketika berada di tempat umum dan di dalam ruangan.
Selain vaksin, ventilasi harus ditingkatkan kualitasnya, filtrasi atau penyaringan udara juga harus dilakukan, sanitasi udara UV, dan penggunaan masker.
Studi mengenai penyebaran virus tersebut sudah terpublikasi di jurnal medis peer-review Clinical Infectious Diseases pada 14 September 2021.
Hasil studi juga menemukan bahwa seseorang yang terinfeksi varian Alpha dapat menularkan 43 hingga 100 kali lebih banyak virus di udara.
Penularan tersebut terjadi ketika mereka bernapas. Penyebaran ini lebih cepat daripada orang yang terinfeksi virus asli.
Profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland, Don Milton, menyatakan bahwa ini merupakan bukti bahwa penularan COVID-19 terutama terjadi melalui udara.
Baca Juga: Cara Mendaftar Vaksinasi COVID-19 Secara Online, dari Laman PeduliLindungi hingga Loket.com
Virus ini akan menyebar dari hidung atau mulut seseorang yang terinfeksi melalui semprotan droplets (tetesan) besar ketika berada dalam jarak dekat.
Profesor Milton juga menyampaikan bahwa varian Delta yang sedang beredar bahkan lebih menular dari varian Alpha.
Penelitian tersebut semakin membuktikan bahwa varian akan terus menjadi lebih baik dalam perjalanan melalui udara.
Jadi, para peneliti harus menyediakan ventilasi yang lebih baik, masker yang pas, dan juga vaksinasi.
Peneliti juga menemukan bahwa virus yang berasal dari varian Alpha yang berada di udara jumlahnya 18 kali lebih banyak daripada virus yang ditemukan di hidung.
Para peneliti juga menemukan, masker atau penutup wajah dapat mengurangi penularan dari mereka yang terinfeksi sekitar 50 persen.
Namun, masker yang tidak pas dan longgar justru tidak dapat mencegah sepenuhnya partikel virus di udara.
Oleh karena itu, kita harus taat menggunakan masker setiap saat dan menghindari tempat yang ventilasinya kurang.
Baca Juga: Benarkah Long COVID-19 Varian Delta Tak Pengaruhi Anak-Anak? Ini Penjelasannya
Sebagai tambahan, sebaiknya masker medis sekali pakai tidak boleh dibuang sembarangan.
Masker yang sudah terpakai, bisa jadi sarang kuman dan virus. Sehingga jika dibuang di sembarang tempat terbuka, akan membahayakan orang lain.
WHO menganjurkan untuk membuang masker ke tempat sampah tertutup.
Selain lebih sehat, tidak membuang masker di lingkungan terbuka juga turut mencegah semakin tersebarnya virus.
Selain masker, kamu juga harus rutin mencuci tangan setelah memegang barang-barang di tempat umum, dan hindari berkerumun.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR