Sementara itu, maskot Drawa pada PON XX Papua merupakan maskot berbentuk burung cenderawasih atau yang bernama latin paradisaea raggiana.
Cenderawasih merupakan jenis burung berkicau berukuran sedang dengan panjang sekitar 34 cm atau genus Paradisaea.
Di dunia ini terdapat 30 jenis cenderawasih dan 28 jenis di antaranya berada di Papua.
Salah satu di antaranya adalah jenis apoda atau dikenal pula dengan sebutan cenderawasih ekor emas.
Jenis cenderawasih inilah yang sering kita jumpai karena dijadikan sebagai mahkota.
Tapi pada PON XX, masyarakat menolak untuk menggunakan mahkota cendrawasih sebagai cendera mata.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi pemburuan pada burung tersebut.
Tali medali warna merah putih yang dikenakan sebagai kalung Drawa melambangkan kebersamaan memperebutkan medali dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: 6 Kebiasaan Ini Bisa Menurunkan Imunitas Tubuh, dari Kurang Tidur hingga Kurang Olahraga
Sedangkan tiga lingkaran di dalamnya menunjukkan klasifikasi medali emas, medali perak, dan medali perunggu.
Lalu warna kuning di kepala dan ekor adalah warna cenderawasih sebenarnya yang melambangkan semangat kehangatan dan kegembiraan.
Warna itu juga menunjukkan Papua sebagai tanah yang kaya raya.
Sedangkan obor yang dipegang oleh masing-masing maskot menunjukkan semangat yang kuat dan menyala-nyala bagai api untuk bertanding merebut prestasi dengan menjunjung tinggi sportivitas.
Sama dengan Kangpho, Drawa juga bermahkotakan dan memakai rumbai khas Papua.
Walau kedua maskot menggunakan jenis yang berbeda, makna yang dimiliki adalah sama.
PON merupakan pekan olahraga besar bagi bangsa Indonesia.
Berikut akan dijelaskan sedikit sejarah tentang PON yang kali ini diselenggarakan di Papua.
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR