Bobo.id - Suku Betawi merupakan salah satu suku yang terkenal dengan budaya dan adatnya yang kental.
Coba sebutkan apa yang kamu kenal dari suku yang satu ini? Kebanyakan dari kamu akan menyebutkan ondel-ondel atau kerak telor pertama kali.
Ya, dua hal tersebut adalah ikon budaya Betawi yang sudah dikenal oleh seluruh rakyat Indonesia.
Namun, pernahkah kamu mengenal upacara adat dari Suku Betawi?
Nah, untuk membantumu mengenal masing-masing tradisi dan upacara adat Betawi, mari kita perhatikan macam-macam Upacara Adat Betawi berikut ini.
Baca Juga: Upacara Adat Betawi Bikin Rume: Arti, Tujuan, dan Prosesi
1. Upacara Adat Bikin Rume
Upacara Adat Bikin Rume merupakan salah satu upacara yang berhubungan dengan siklus hidup masyarakat Betawi.
Bagi masyarakat Betawi, rumah bukan hanya berfungsi sebagai tempat berlindung dari gempuran musim yang tidak ramah.
Namun lebih dari itu, rumah adalah tempat dimulai terjadinya generasi mendatang yang kokoh lahir batin.
Itulah sebabnya masyarakat Betawi saling tolong-menolong dan gotong royong untuk membantu pembangunan rumah.
Dilansir dari situs resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, upacara adat ini memerlukan persiapan dan ritual yang harus dilakukan masyarakat.
Pertama, masyarakat akan melakukan persiapan berupa perhitungan, menentukan hari baik, rejeki dan keselamatan pemilik rumah.
Ini dilakukan dengan cara melaksanakan musyawarah antarwarga masyarakat yang terlibat.
Kedua, setelah mendapatkan hari yang tepat untuk membangun rumah, masyarakat akan melaksanakan doa bersama atau disebut 'Merowahan'.
Merowahan merupakan permohonan atau doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk melindungi pembangunan rumah sehingga dapat berjalan dengan lancar.
Para tetangga yang diundang hadir ke acara Merowahan ini akan dimohon untuk membantu proses pembangunan oleh calon pemilik rumah.
Baca Juga: Upacara Adat Betawi Baritan: Sejarah, Tujuan, dan Pelaksanaan
Bantuan sukarela itu berupa menebang pohon atau meratakan tanah, yang disebut juga dengan 'baturan'.
Selanjutkan warga akan membuat acara selamatan untuk mempersiapkan pembangunan rumah agar berjalan lancar.
Tidak lupa, dilakukan juga prosesi 'ketik' yaitu pemilik rumah harus begadang semalam sebelum pembangunan rumah selesai, untuk menjaga keamanan rumah.
2. Upacara Adat Baritan
Upacara Adat Baritan atau Babarit diambil dari kata Baritan yang berarti sedekah bumi.
Upacara tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Betawi, khususnya keturunan Kramat Aris yang mendiami wilayah tersebut.
Kramat Aris adalah salah satu murid dari Sunan Gunung Djati atau Syarif Hidayatullah.
Pada masa ini, Upacara Adat Baritan dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjukkan rasa syukur akan hasil bumi yang melimpah ruah.
Upacara Adat Baritan biasanya dilaksanakan sekali dalam setahun, pada Hari Raya Agung, tepatnya tanggal 10 bulan Haji.
Upacara ini dilakukan pada lokasi Keramat Ganceng dengan dipimpin oleh juru kunci Keramat Ganceng.
Baca Juga: Soto Betawi Tetap Gurih dan Lezat Tanpa Santan, Ini Resep Soto Betawi Susu untuk Hidangan di Rumah
Adapun empat tahap yang dilakukan dalam pelaksanaan upacara ini, antara lain:
- Persiapan, dilakukan untuk menghitung kebutuhan biaya, jumlah undangan, dan persiapan lainnya.
- Pelaksanaan ritual yang dilakukan di Keramat Ganceng, dengan mengadakan tahlilan dan makan bersama.
Biasanya pada siang hari, masyarakat akan mengantarkan sajen berupa makanan dan hasil panen.
- Ngarak Kepala Kerbau atau kambing, untuk ditanam sesuai dengan empat penjuru mata angin.
- Hiburan, dengan mengadakan beberapa acara seperti kliningan kanji, ibing sawer, wayang kulit, dan layar tancep.
3. Lebaran Betawi
Lebaran, atau dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai Hari Raya Idul Fitri merupakan budaya yang terus terjadi hingga masa sekarang ini.
Lebaran dirayakan setelah umat beragama Islam melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
Suku Betawi juga merayakan lebaran yang dibedakan menjadi tiga macam, yaitu Lebaran Idul Fitri, Lebaran Aiji atau lebaran bulan haji, dan Lebaran Anak Yatim.
Lebaran yang dirayakan dengan meriah biasanya adalah lebaran Idul Fitri.
Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, biasanya masyarakat Betawi mengadakan Lebaran Betawi. Lebaran Betawi pertama kali digagas oleh Pak Amarullah Asbah.
Beliau adalah wakil ketua umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi pada tahun 2008.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD: Identifikasi Keberagaman Suku Betawi dari Bahasa hingga Kebiasaan
Awalnya lebaran Betawi dilaksanakan untuk masyarakat Betawi yang tinggal di berbagai daerah.
Lebaran Betawi biasanya dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri, dengan diikuti 6 wilayah di DKI Jakarta.
Keenam wilayah tersebut adalah Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu.
Lebaran Betawi tidak hanya sebagai ajang silaturahmi warga masyarakat Jakarta, namun juga mengenalkan dan melestarikan budaya asli Jakarta.
4. Upacara Adat Sunatan
Sunatan merupakan cara masyarakat Betawi menyebut acara sunat untuk anak laki-laki.
Sunat bagi masyarakat Betawi adalah upacara bagi anak laki-laki dalam rangka menuruti ajaran agama Islam saat menuju masa akil balig.
Sehari sebelum pelaksanaan sunat, biasanya anak lelaki akan dirias menggunakan pakaian penganten sunat.
Lalu, anak lelaki tersebut akan diarak mengelilingi kampung dengan mengendarai kuda atau tandu yang diiringi dengan barisan rebana dan pencak silat.
Upacara ini dilakukan agar anak lelaki yang akan disunat merasa terhibur dan semangat menghadapi pengalaman barunya besok.
Baca Juga: Jadi Simbol Kesetiaan Masyarakat Betawi, Ini Serba-serbi Buaya yang Dikenal Buas
Pada upacara ini terdapat pelengkap dan pendukung, antara lain pakaian penganten sunat lengkap, pembaca Shalawat Dustur, grup rebana, grup Ondel-Ondel, kuda hias, dan delman hias.
Setelah keesokan harinya anak lelaki tersebut disunat, maka dilanjutkan dengan acara selamatan.
Selamatan ini sebagai wujud syukur dan dilengkapi dengan berbagai hiburan untuk masyarakat.
Nah, itulah empat jenis Upacara Adat Betawi yang menjadi tradisi lestari asli dari Suku Betawi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Setu Babakan,Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR