4. Faktor Risiko
Cara lain untuk menghindari osteoporosis adalah dengan mencari tahu adanya faktor risiko.
Lakukan pemeriksaan ke dokter, terutama jika teman-teman pernah mengalami patah tulang sebelumnya.
Memiliki riwayat keluarga osteoporosis, atau minum obat tertentu yang memengaruhi kesehatan tulang juga bisa menjadi potensi mengalami pengeroposan tulang, lo.
5. Pengujian dan Perawatan
Lakukan tes dan perawatan jika diperlukan.
Jika teman-teman memiliki risiko tinggi, pengobatan dan perubahan gaya hidup perlu dilakukan untuk membantu melindungi diri dari patah tulang.
Cara yang sudah disebutkan itu bukan hanya dilakukan untuk orang dewasa, namun pada anak-anak juga.
Masalah pengeroposan tulang ini bisa juga terjadi pada anak-anak.
Baca Juga: Mulai dari Diabetes Sampai Penyakit Jantung, Ini 5 Penyakit yang Gejalanya Sering Diabaikan
Osteoporosis Juvenil pada Anak-anak
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pengeroposan tulang ini bisa terjadi pada anak usia 8 hingga 14 tahun.
Anak-anak dengan masalah ini memiliki risiko yang sama dengan orang tua, yaitu mudah mengalami patah tulang.
Pada umumnya, anak-anak akan mengalami penambahan jaringan tulang dengan terus melakukan regenarasi.
Bagian tulang yang rusak akan terus diperbarui dan terus tumbuh.
Proses ini akan terus berjalan hingga usia mencapai 25 tahun dan kemudian akan mengalami penurunan saat usia terus bertambah.
Namun, hal berbeda terjadi pada anak dengan masalah osteoporosis juvenil.
Anak-anak yang mangalami ini akan kehilangan banyak sel tulang, tapi pembentukan sel baru sangat sedikit.
Penyebab Pengeroposan Tulang
Hal ini terjadi karena beberapa faktor dari penyakit hingga obat-obatan.
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com,alodokter.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR