Ayah dari Cut Mutia adalah seorang ulama dan pemimpin pemerintahan di daerah Pirak.
Sedari kecil, Cut Mutia sudah banyak belajar tentang agama dari ayahnya yang seorang ulama.
Selain itu, ia juga belajar menggunakan pedang, sehingga mengerti tentang cara berperang.
Selama hidup, Cut Mutia sudah menikah sebanyak tiga kali yaitu dengan Teuku Syamsarif atau lebih dikenal Teuku Chik Bintara.
Namun, pernikahan tersebut berakhir karena Teuku Chik Bintara bekerja sama dengan Belanda, sedangkan Cut Mutia berjuang melawan penjajah.
Setelah itu, Cut Mutia menikah lagi dengan Teuku Chik Muhammad. Bersama suami keduanya, ia berjuang melawan Belanda.
Bahkan bersama dengan suaminya ini, Cut Mutia pertama kali ikut turun ke medan perang melawan penjajah.
Pada tahun 1899, Chik Muhammad memimpin serangan melawan Belanda, hingga membuat penjajah kebingungan.
Setelah serangan itu, Chik Muhammad dan Cut Mutia tidak melakukan gerakan selama hampir dua tahun.
Hal itu, membuat Belanda tenang, tapi hal itu ternyata hanyalah sebuah strategi.
Source | : | Kompas.com,kemenkeu.go.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR