Bobo.id - Lagu daerah Sulawesi Selatan ada beberapa macam. Seperti lagu daerah pada umumnya, lagu daerah dari Sulawesi Selatan juga beberapa diantaranya menceritakan kehidupan sosial, kehidupan adat istiadat, dan juga ucap rasa syukur kepada Tuhan.
Lagu daerah penting dilestarikan dan selalu diingat. Hal ini karena lagu daerah juga menjadi identitas kebudayaan bagi bangsa Indonesia.
Lalu, apa saja lagu daerah dari Sulawesi Selatan, itu? Berikut ini simaklah lagu-lagu daerah tersebut.
Baca Juga: 3 Lagu Daerah Jambi dengan Lirik dan Maknanya bagi Masyarakat Jambi
Lagu-Lagu Daerah Sulawesi Selatan
Angin Mamiri
Anging mamiri ku pasang
Pitujui tontonganna
Tusaroa takkan lupa
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E… aule…
Na mangu rangi
Tutenaya, tutenaya parisina
Batumi anging mamiri
Anging ngerang dinging-dinging
Namalontang saribuku
E… aule…
Na mangu rangi
Mato’lorang… mato’lorang je’ne mato
O o o o o o o o o
O o o o o…
Maknanya:
Lagu daerah Sulawesi Selatan angin mamiri, mempunyai makna kalau angina mamiri adalah angin yang bertiup membawa kesejukan.
Angin tersebut bisa menyampaikan pesan kepada orang tersayang. Makna lainnya adalah sebagai cara bersyukur kepada Tuhan karena bisa menikmati hidup.
Jika kita menyayikan ini kita akan merasa lega dan meyakini Tuhan selalu ada bersama kita.
Anak Kukang
Kukana tuni pela tuni buang ritamparang
Tuni ayukkan rije’ne narampung tau maraeng
Caddi caddi dudu in’ja nana pellaka ammaku
Mantang mama ka’leka’le tu’guru je’nne matanku
Aule sa’resa’re na i kukang sayang
Sa’re tenama kucini lino empo tenama te’nena
Aule sa’resa’re na i kukang sayang
Sa’re tenama kucini lino empo tenama te’nena
Maknanya:
Lagu daerah Sulawesi Selatan ini mempunyai makna tentang kesedihan. Lagu ini dinyayikan secara mendayu agar pendengar merasakan kesedihan yang dirasakan.
Anak kukang sendiri menceritakan kesedihan seorang anak yang sudah yatim-piatu.
Namun, di akhir lagu, menyiratkan semangat kalau kesedihan tidak akan berlangsung selamanya dan akan datang kebahagian suatu saat nanti.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR