Bobo.id - Roti menjadi salah satu menu sarapan yang disukai banyak orang. Apakah teman-teman juga sarapan dengan menu roti?
Agar lebih lezat, kita bisa mengoleskan selai kesukaan di roti tawar.
Saat makan roti tawar apakah teman-teman meminta orang tua untuk memotong bagian pinggiran roti yang kecokelatan atau sengaja tidak memakannya?
Beberapa orang memang tidak menyukai pinggiran roti ini karena teksturnya yang lebih kasar dan keras dibandingkan bagian putih roti tawar.
Padahal, pinggiran roti ini juga memiliki nutrisi dan manfaat yang tidak kalah dari bagian putih roti tawar, lo.
Ketahui berbagai manfaat pinggiran roti tawar, yuk!
Baca Juga: Lembut dan Garing, Ini 4 Resep Olahan Roti Tawar Lezat untuk Camilan Keluarga di Rumah
Pinggiran Roti Mengandung Antioksidan
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Jerman, ditemukan bahwa pinggiran roti mengandung senyawa bernama pronyl-lysine, yaitu sebuah antioksidan.
Dibandingkan dengan bagian tengah roti, antioksidan ini jumlahnya delapan kali lebih banyak di pinggiran roti.
Teman-teman pasti tahu, kan, kalau antioksidan merupakan senyawa yang penting untuk mencegah dan memerangi kanker?
Nah, senyawa pronyl-lysine ini berguna untuk meningkatkan jumlah enzim fase II, yang berdasarkan penelitian, bisa mencegah kanker berkembang dalam tubuh.
Proses Pemanggangan Roti Mengubah Senyawa pada Pinggiran Roti
Kalau diperhatikan, tekstur dan warna pinggiran roti berbeda dengan bagian tengahnya.
Hal ini terjadi karena adanya proses kimia yang disebut sebagai reaksi Mailliard yang muncul saat proses pemanggangan roti.
Baca Juga: Banyak yang Suka, Ini 7 Tips Aman Makan Jengkol Agar Terhindar dari Bau Mulut dan Sakit Perut
Ketika adonan roti dipanggang, maka akan menghasilkan serangkaian proses kimia yang nantinya akan menghasilkan senyawa tertentu.
Panas yang diterima oleh adonan roti akan menyebabkan karbon pada karbohidrat roti bercampur dengan asam amino protein.
Akibatnya, pinggiran atau permukaan roti akan berubah warna menjadi kecokelatan.
Proses kimia ini ditemukan oleh Louis-Camille Maillard di awal tahun 1900-an.
Awalnya, peneliti mengatakan kalau reaksi Maillard ini hanya mengubah warna dan rasa pinggiran roti saja.
Namun dari penelitian lanjutan yang dilakukan, reaksi ini juga bisa memunculkan antioksidan bernama pronyl-lysine.
Senyawa antioksidan ini terbentuk saat pati dan gula bereaksi dengan asam amino dari ikatan protein bernama L-lisin.
Baca Juga: Disebut Minuman Penuh Khasiat, Ini 8 Fakta dan Mitos tentang Teh yang Harus Kita Tahu
Gizi di Pinggiran Roti Sama dengan Bagian Tengah Roti
Dari penelitian ini, bangian pinggir roti diketahui bahwa punya tingkat antioksidan yang tinggi.
Meskipun begitu, hal ini bukan berarti pinggiran roti lebih bergizi dari bagian tengah roti, nih, teman-teman.
Nyatanya, pinggiran roti punya gizi yang sama dengan bagian tengah roti, kok.
Selain itu, gizi dari roti juga ditentukan oleh bahan-bahan yang digunakan untuk membuat roti.
Misalnya apa roti itu dibuat dari tepung terigu, campuran gandum, atau gandum utuh.
Roti yang terbuat dari gandum utuh diketahui punya gizi yang paling tinggi dibandingkan jenis roti lainnya.
Baca Juga: Bisa Jadi Tanda Penyakit Tertentu, Ini 5 Penyebab Mulut Sering Terasa Pahit
Namun memang ada beberapa orang yang tidak menyukai pinggiran roti karena rasanya yang kurang lezat.
Pinggiran roti tidak perlu dibuang, teman-teman, karena bisa dimanfaatkan untuk membuat makanan atau camilan lainnya, seperti garlic bread berukuran kecil, crouton yang rasanya manis, maupun makanan untuk burung.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | CNN,Howstuffworks |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR