Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu melihat hewan kukang?
Kukang adalah hewan mamalia yang paling lambat di dunia, menurut National Geographic.
Selain itu, kukang juga dijuluki sebagai hewan yang pemalas. Mengapa bisa begitu?
Ternyata, kukang bisa tidur selama 20 jam sehari! Dan ketika bangun, mereka bisa menghabiskan waktu tanpa berbuat apa-apa, lo.
Baca Juga: Ternyata Dulunya Bersuhu Hangat, Inilah 7 Fakta Unik Benua Antartika
Bayangkan jika kukang-kukang mempunyai sekolah, pasti kebanyakan dari mereka akan terlambat setiap hari.
Meskipun mamalia, hewan ini ternyata bisa berperilaku seperti hewan lain, contohnya burung dan reptil.
Yuk, cari tahu alasan dan fakta menarik kukang lainnya!
Tidak Seperti Hewan Mamalia
Tidak banyak yang tahu bahwa kukang tidak bisa menggerakkan matanya ke kanan atau ke kiri.
Jika kukang harus melihat sekitar, mereka harus menggerakkan kepalanya agar matanya bisa melihat dengan jelas.
Perilaku dan kebiasaan ini sama seperti burung hantu, teman-teman.
Tak hanya itu, sebagai hewan mamalia, kukang juga tidak berperilaku layaknya mamalia pada umumnya.
Jika hewan mamalia lain dikenal sebagai hewan berdarah panas yang dapat mengatur suhu tubuhnya terhadap lingkungan, kukang berbeda.
Baca Juga: Ternyata Hidung Manusia Bisa Mencium Miliaran Aroma Berbeda! Ini Penjelasannya
Kukang tidak bisa berkeringat ketika suhu panas, dan kedinginan ketika suhu dingin.
Sebab, proses metabolisme tubuh kukang berjalan dengan lambat. Dalam sekali makan, daun yang dimakan kukang bisa dicerna selama satu bulan.
Ilmuwan menemukan bahwa dengan metabolisme lambat seperti ini, dapat menjelaskan alasan mengapa kukang berjalan sangat lambat.
Oleh karena itu, ketika suhu sedang ekstrem, kukang lebih memilih untuk jarang melakukan pergerakan.
Menghangatkan Diri
Pendiri Yayasan Konservasi Sloth (Kukang) di Kosta Rika, Rebecca Cliffe melakukan penelitian terhadap beberapa kukang bersama dengan teman-temannya.
Rebbeca memasukkan 8 kukang berjari 3 ke dalam masing-masing ruangan untuk diteliti bagaimana cara mereka menggunakan energi.
Dalam penelitian ini, Rebecca ingin meneliti cara kukang beradaptasi dengan suhu lingkungannya.
Bila mereka tidak berperilaku seperti hewan mamalia yang berdarah panas, mungkin mereka berperilaku hewan berdarah dingin seperti reptil.
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kukang makan lebih banyak ketika suhu udara semakin meningkat.
Kukang juga lebih sering memanjat di tempat yang tinggi untuk mendapatkan sinar matahari langsung.
Dengan kemampuan ini, para peneliti menemukan fakta bahwa meskipun perilaku kukang tidak seperti mamalia, mereka tetap butuh menghangatkan tubuh mereka.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR