Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bagian terdalam di Bumi terdapat di mana?
Ada sebuah kenampakan alam bernama palung, yaitu tanah yang berlekuk dalam dan berisi air.
Palung terletak di bawah laut, dan menjorok ke bawah dengan kedalaman tertentu.
Kita mengenal banyak palung dengan kedalaman beragam, namun yang paling dalam dikenal dengan nama Palung Mariana.
Nah, kali ini kita akan mengenal tentang kedalaman Palung Mariana dan alasan mengapa palung ini bisa sangat dalam. Yuk, simak!
Kedalaman Palung Mariana
Palung Mariana memiliki kedalaman yang mencapai 11.034 meter.
Bahkan kedalaman ini nilainya lebih dari ketinggian Gunung Everest yang berukuran 8.848 meter.
Pada tahun 2012, James Cameron dan beberapa orang kru menggunakan kapal selam untuk meneliti seberapa dalam Palung Mariana tersebut.
Baca Juga: Mengapa Lautan Pasifik Lebih Sering Terjadi Badai Dibanding Lautan Lain?
Dengan kapal selam canggih bernama Deepsea Challenger, James Cameron dan rekan-rekannya mampu mencapai kedalaman 11.000 meter di Palung Mariana.
Pembentukan Palung Mariana
Lalu, bagaimanakah Palung Mariana ini bisa terbentuk?
Dilansir dari Livescience, Palung Mariana terbentuk karena terjadinya zona subduksi, atau tabrakan antara dua lempeng.
Tubrukan itu menciptakan titik yang lapisannya jatuh ke dalam lapisan mantel Bumi.
Subduksi adalah proses geologi yang terjadi karena adanya lempeng kerak samudra yang lebih tipis menunjam ke bawah terhadap lempeng kerak samudra yang lebih tebal.
Pada Palung Mariana khususnya, lempeng Pasifik menyelam di bawah lempeng Filipina.
Lempeng kerak Pasifik disebut dengan lempeng tektonik, yang berusia 180 juta tahun.
Lempeng tektonik adalah bongkahan batu yang sangat besar dan memiliki ketebalan hingga 97 kilometer lebih.
Baca Juga: Termasuk Gunung Api Bawah Laut Tertinggi di Dunia, Ini Fakta Gunung Kawio Barat di Sulawesi
Tekanan di dalam Palung Mariana
Karena begitu dalam, tekanan di dalam Palung Mariana diketahui mencapai 703 kilogram per meter persegi.
Ini lebih dari 1.000 kali tekanan yang dirasakan di laut, atau setara 50 jumbo jet ditumpuk.
Dengan tekanan dan kegelapan di dalamnya, tidak banyak organisme laut yang bisa bertahan hidup di Palung Mariana.
Di Palung Mariana, mikroba dapat bertahan hidup dengan bahan kimia seperti metana atau belerang.
Adapun organisme paling umum ditemukan di Palung Mariana yaitu amuba raksasa (xenophyophores), udang tak bercangkang (Amphipoda), dan teripang kerdil (holothurian).
Lalu, dari penelitan terbaru di awal tahun 2016, terdapat spesies ubur-ubur kecil di sini. Uniknya, ubur-ubur ini memiliki bagian kepala yang bisa bersinar.
Meskipun merupakan titik terdalam, Palung Mariana juga terpapar polusi dari sampah manusia.
Di palung ini terdapat zat polutan PBC (polychlorinated biphenyls).
PBC adalah zat kimia buatan manusia yang banyak digunakan dalam alat-alat listrik, tinta, cat, hingga lem.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience,National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR