Namun, virus Omicron ini memiliki penularan yang jauh lebih tinggi.
Meski bergejala ringan, varian Omicron ini tetap harus diwaspadai, terutama orang yang belum divaksin.
Risiko Long COVID-19 varian Omicron bagi anak-anak belum divaksin juga sangat tinggi.
Di sisi lain, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa hingga 7 Februari 2022, terjadi peningkatan kasus COVID-19 pada anak hingga seribu persen atau 10 kali lipat.
Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan Januari 2022 hingga sekarang.
Dokter Dicky mengingatkan bahwa varian Omicron adalah ancaman kesehatan serius bagi anak-anak, sebab banyak anak-anak Indonesia yang belum divaksin.
"Ini yang saya ingatkan dari awal, potensi Omicron sangat serius untuk anak," ujar dokter Dicky.
Baca Juga: Omicron Terus Naik, IDAI Sarankan Anak Usia 2 Tahun Agar Mulai Memakai Masker
Omicron Juga Bisa Menyebabkan Peradangan Organ pada Anak
Dokter Elina Burhan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) juga mengatakan bahwa anak-anak yang terinfeksi COVID-19 bisa mengalami Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau Sindrom Inflamasi Multiorgan.
Sindrom Inflamasi Multiorgan ini merupakan suatu kondisi sebagai respons sistem imun tubuh terhadap serangan virus COVID-19.
Sindrom Inflamasi Multiorgan ini adalah pembengkakan beberapa organ bersamaan saat terjangkit suatu penyakit akibat virius.
Source | : | KOMPAS.com,webinar |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR