Penduduk justru mengira tembakan meriam itu untuk memberi tahu waktu berbuka puasa.
Sultan yang melihat antusiasme penduduk terhadap meriam itu, sultan akhirnya memutuskan kalau tembakan meriam itu jadi inovasi baru saat ramadan.
Sejak itu tembakan meriam terus dibunyikan dan dilanjutkan setiap waktu berbuka.
Kisah lain, pada abad 19, penguasa Mesir Muhammad Ali menembakkan meriam buatan Jerman pada waktu magrib.
Penduduk mengira tembakan itu tanda untuk berbuka puasa.
Namun tradisi menembakkan meriam itu juga dilakukan di beberapa negara selain Mesir, yaitu Uni Emirat Arab, Bangladesh, Kuwait, dan wilayah pegunungan Mekkah.
Tembakan meriam saat berbuka di Mekkah dilakukan oleh petugas keamanan pemerintah.
Baca Juga: 5 Tradisi Unik Rayakan Paskah di Seluruh Dunia, Salah Satunya Ada yang Memasak Omelet Raksasa!
Kebiasaan menembakkan meriam itu paling disukai anak-anak yang menungu matahari terbenam saat Ramadan.
Sempat Dilarang
Tahukah teman-teman, tradisi ini sempat dilarang oleh pemerintahan saat itu.
Barulah setelah 30 tahun, Mesir kembali melakukan penembakan meriam untuk menandai waktu berbuka.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR