Bobo.id - Wilayah gurun identik dengan suhu lingkungan yang panas dan gersang, sebab di sana hanya ada hamparan pasir luas yang kurang tumbuhan.
Adapun Gurun Sahara yang luasnya mencapai 9,4 juta kilometer persegi, dikenal gurun pasir panas terbesar di dunia.
Namun, tahukah kamu ternyata sepanas apapun suhu udara di gurun, pasti akan menjadi dingin ketika malam tiba.
Menurut data pemantauan NASA, suhu lingkungan di Gurun Sahara ketika siang hari bisa mencapai 100 derajat Fahrenheit, namun turun menjadi 25 derajat Fahrenheit ketika malam.
Lalu, mengapa di wilayah gurun bisa terjadi perubahan suhu yang drastis ini, ya? Yuk, cari tahu!
Panas dan Kelembapan
Dilansir dari Livescience, ternyata ada dua faktor yang memengaruhi perubahan suhu drastis pada gurun pasir, yaitu pasir dan kelembapan.
Faktanya, pasir tidak bisa menahan panas dengan baik. Jadi, ketika siang hari sinar matahari menghangatkan permukaan gurun, maka akan diserap dan langsung dilepaskan ke udara.
Pada siang hari, radiasi pasir akibat energi matahari dapat menyebabkan suhu udara naik. Namun, pada malam hari, radiasi tersebut akan dilepaskan ke udara.
Baca Juga: Keren! Membentang Luas hingga 11 Negara, Gurun Sahara jadi Gurun Terbesar Ketiga di Dunia
Ketika malam, tidak ada sinar matahari, bukan? Artinya, tidak ada lagi energi panas yang disalurkan ke pasir, sehingga suhu pasir semakin dingin.
Selain itu, suhu di gurun adalah kering atau kelembapannya sangat rendah. Padahal air bisa menyimpan suhu panas.
Di daerah dengan kelembapan udara yang tinggi, suhu panas di siang hari tidak langsung turun menjadi dingin ketika malam hari.
Sementara itu, gurun yang kelembapan udaranya sangat rendah, suhu udara di siang hari dan malam hari bisa berubah secara cepat.
Adaptasi Pintar Hewan di Gurun
Akibat perubahan suhu yang cepat dan drastis dalam satu hari, hanya ada hewan-hewan tertentu yang bisa beradaptasi dengan baik di wilayah gurun.
Hewan reptil adalah jenis hewan yang paling mudah ditemukan di gurun. Reptil memiliki kemampuan beradaptasi dengan cepat dengan suhu udara.
Ini karena hewan reptil adalah eksoterm, atau berdarah dingin. Hewan berdarah dingin mempunyai kemampuan mengubah suhu tubuhnya.
Artinya, ketika suhu lingkungan tinggi, maka suhu tubuhnya ikut meningkat. Sebaliknya, ketika suhu lingkungan rendah, maka suhu tubuh hewan tersebut menjadi turun.
Baca Juga: Tahan terhadap Suhu Panas di Wilayah Gurun, Inilah Cara yang Digunakan Hewan-Hewan Ini
Dengan kemampuan adaptasi seperti ini, hewan-hewan di gurun biasanya melakukan hibernasi dan estivasi.
Hibernasi untuk bertahan hidup di udara dingin, estivasi bertahan hidup di suhu panas.
Contoh reptil yang bisa kamu temukan di wilayah gurun adalah ular derik. Ular derik hidup di habitat yang kering juga memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan air.
Dilansir dari National Geographic, ular derik dapat menahan lapar dengan satu kali makan dalam setahun.
Namun tanpa air, ular derik akan kehilangan tenaga dan dapat mendesis lemah, lalu akhirnya mati.
Cara cerdik dan unik untuk menyimpan cadangan air adalah dengan mengubah bentuk tubuhnya seperti mangkuk.
Ketika hujan, ular derik akan melingkar dan meratakan tubuhnya agar air hujan dapat tertampung dengan baik.
#AkuBacaAkuTahu
Kuis! |
Apa hubungan antara kelembapan udara suatu lingkungan dengan perubahan suhu? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR