Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu, dongeng atau cerpen itu termasuk ke dalam karangan fiksi atau non-fiksi?
Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita akan menemukan beragam materi pelajaran tentang karya sastra. Mulai dari puisi, pantun, cerita pendek, dongeng, fabel, dan sebagainya.
Namun, ada juga beberapa jenis karangan yang dibuat berdasarkan kenyataan dan fakta, antara lain biografi, karya tulis ilmiah, dan sebagainya.
Pada pelajaran tematik kelas 4 SD tema 8, kamu harus menyebutkan perbedaan antara karya fiksi dan non-fiksi.
Yuk, temukan kunci jawaban dan penjelasan lengkapnya di sini!
Karangan Fiksi
Dilansir dari KBBI, fiksi berarti rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.
Jadi, karangan fiksi adalah karya tulis, karangan, atau cerita yang dibuat oleh pengarang berdasarkan khayalan atau dunia rekaan pengarang, bukan kenyataan.
Setelah mengetahui pengertiannya, kita akan mencari tahu tentang ciri-ciri cerita fiksi. Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 9, Akibat Jika Kita Tidak Memperoleh Hak
Ciri-ciri karangan fiksi:
1. Cerita fiksi dibuat berdasarkan cerita rekaan atau cerita nyata.
Maksudnya, pengarang dapat membuat cerita fiksi dengan terinspirasi dari peristiwa nyata, namun kemudian cerita tersebut bisa ditambah atau dikurangi oleh pengarang.
2. Tujuan cerita fiksi untuk menghibur dan menceritakan suatu peristiwa.
Cerita fiksi dibuat oleh pengarang untuk menghibur atau menceritakan peristiwa yang dibuat oleh pengarang.
3. Memiliki alur cerita yang menarik.
Biasanya, cerita fiksi menceritakan suatu peristiwa dengan kronologis dan alur yang jelas, sehingga pembaca dapat menikmati ceritanya.
4. Bahasa komunikatif.
Cerita fiksi bersifat naratif dan komunikatif. Artinya, fiksi menguraikan suatu rangkaian kejadian dengan penyampaian yang mudah dipahami.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 9, Akibat Tidak Melakukan Kewajiban
5. Teks fiksi memakai bahasa yang tidak baku dan menarik pembaca.
Berbeda dengan teks formal, cerita fiksi menggunakan bahasa yang tidak baku (sehingga disebut komunikatif), agar pembaca bisa menikmati alur cerita dengan mudah.
6. Cerita fiksi memberikan tekanan emosi dan perasaan pada pembaca.
Karena menggunakan bahasa yang komunikatif dan tidak baku, pengarang biasanya menyajikan cerita fiksi dengan istilah-istilah yang dapat menyentuh emosi dan perasaan pembaca.
Berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya, maka contoh karangan fiksi antara lain cerpen, dongeng, fabel, dan sebagainya.
Karangan Non-Fiksi
Berkebalikan dengan karangan fiksi, karangan non-fiksi dibuat berdasarkan kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi, bukan khayalan pengarang.
Adapun yang masuk dalam kategori nonfiksi ialah buku sejarah, biografi, dan buku yang memuat cerita perjalanan.
Berikut ini ciri-ciri yang membedakan karangan non-fiksi dengan karangan fiksi.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 9, Mengapa Biogas Lebih Ramah Lingkungan?
- Tidak menggunakan gaya bahasa.
Pada cerita fiksi, kita sering menemukan gaya bahasa (majas). Sementara pada karangan non-fiksi, tidak ada gaya bahasa.
Sehingga penyampaian maksud dan tujuan tulisan disampaikan secara baku.
- Menggunakan kalimat bermakna denotatif.
Kalimat denotatif artinya makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif.
- Ditulis berdasarkan kajian.
Kajian adalah hasil dari penelitian atau penyelidikan sebuah peristiwa atau topik yang akan ditulis dalam karangan non-fiksi.
Berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya, maka contoh karangan non-fiksi antara lain buku sejarah, biografi, dan buku yang memuat cerita perjalanan.
Kuis! |
Apa yang dimaksud fiksi bersifat naratif dan komunikatif? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR