Bobo.id - Apakah turbulensi bisa menyebabkan kecelakaan pesawat terbang? Sebelumnya, kita cari tahu dulu apa itu turbulensi.
Turbulensi merupakan kondisi ketika kecepatan aliran udara berubah drastis.
Hal ini membuat tubuh pesawat akan terguncang, baik itu guncangan ringan maupun guncangan yang kuat.
Banyak orang yang panik ketika turbulensi terjadi. Hal ini tentu wajar terjadi, karena pasti kita panik mengalami guncangan saat berada di ketinggian.
Lalu, apakah turbulensi bisa menyebabkan kecelakaan pesawat terbang?
Agar lebih jelas, ini sepuluh hal yang perlu kita ketahui tentang turbulensi pesawat terbang.
10 Hal yang Perlu Kita Tahu tentang Turbulensi
1. Turbulensi Umum Terjadi
Turbulensi memang membuat kita merasa tidak nyaman, bahkan takut. Namun, tahukah teman-teman? Turbulensi sebenarnya umum terjadi dalam perjalanan udara.
Baca Juga: Mengapa Pesawat Terbang Tidak Melintasi Wilayah Pegunungan Himalaya? Ini Alasannya
Bersumber dari Kompas.com, turbulensi biasanya disebabkan oleh arus dari awan badai yang bergerak ke atas dan ke bawah, arus termal, atau turbulensi udara bersih yang diakibatkan perubahan arah atau kecepatan angin secara mendadak.
2. Jarang Terjadi Kecelakaan Akibat Turbulensi
Seperti yang dijelaskan tadi, turbulensi umum terjadi dalam perjalanan udara.
Karena itu, teknologi pesawat memang sudah dirancang untuk menekan risiko turbulensi. Apalagi, teknologi untuk menekan atau mencegah turbulensi sudah semakin berkembang.
Sehingga, turbulensi sangat jarang menyebabkan kecelakan pesawat terbang.
Namun, tetaplah ikuti arahan dari awak kabin jika terjadi turbulensi, ya.
3. Tingkat Turbulensi
Turbulensi dibagi menjadi 4 level. Pada level 1, guncangan-guncangan kecil akan terasa di dalam pesawat, barang-barang juga bisa sedikit bergeser.
Pada level 2, guncangan akan lebih terasa, benda yang diletakkan tanpa dijaga bisa bergeser jauh.
Baca Juga: Bisa Bikin Perjalanan Tak Nyaman, Hindari 4 Jenis Makanan Ini ketika Naik Pesawat Terbang
Level 3 sudah termasuk turbulensi parah, penumpang bisa terlempar dari kursi jika tidak menggunakan sabuk pengaman.
Sedangkan level 4 adalah level ekstrim yang bisa menyebabkan pilot kehilangan kendali.
Namun tenang saja, teman-teman. Untuk level 3 dan 4 sangat jarang terjadi pada penerbangan.
4. Pilot Bisa Tahu Kapan Turbulensi Terjadi
Pilot memiliki banyak pengalaman terbang dan pengetahuan tentang udara. Bahkan, pilot juga biasanya tahu kapan akan datang turbulensi.
Sehingga pilot bisa langsung menyalakan peringatan memakai sabuk pengaman, sebelum turbulensi terjadi.
Dikutip dari Kompas.com, pilot juga dibekali laporan cuaca sebelum penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain di area itu.
5. Pilot Pasti Akan Berusaha Menghindari Penyebab Turbulensi
Pilot dan para kru yang ada di dalam kokpit bisa melihat gumpalan-gumpalan awan yang bisa membuat pesawat berguncang.
Baca Juga: Bikin Pusing hingga Mual, Kenali Gejala Jet Lag dan Cara Mengatasinya
Biasanya mereka akan menghindari dengan meminta petugas lalu lintas udara untuk memilih rute yang sedikit berbelok.
Kalau tidak mendapat izin dari petugas, mereka terpaksa menembus awan dengan terlebih dahulu meminta penumpang untuk duduk dan menggunakan sabuk pengaman.
6. Awan Berbahaya yang Sebabkan Turbulensi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, awan adalah salah satu penyebab terjadinya turbulensi.
Salah satu jenis awan yang paling berbahaya dan sebisa mungkin dihindari pilot adalah cumulonimbus.
Awan cumulonimbus adalah sebuah awan vertikal dengan bentuk padat. Di dalamnya terdapat badai, petir, dan cuaca buruk lainnya.
7. Turbulensi Juga Bisa Terjadi ketika Udara Cerah
Selain awan, turbulensi juga bisa terjadi karena langit benar-benar bersih dari awan.
Turbulensi yang dinamakan turbulensi udara cerah atau clear air turbulence (CAT) ini justru lebih berbahaya, lo.
Itu karena awak kabin hanya memiliki sedikit waktu untuk memberi peringatan turbulensi kepada penumpang.
Sehingga turbulensi jenis ini bisa membuat banyak orang terluka.
8. Segera Ikuti Tanda Memakai Sabuk Pengaman
Akibat adanya peningkatan turbulensi di udara cerah, salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah luka akibat turbulensi adalah dengan selalu mengenakan sabuk pengaman.
Hal itu harus dilakukan, terutama setiap kali tanda untuk mengenakan sabuk pengaman dinyalakan.
9. Mengikuti Gerakan Pesawat yang Naik Turun
Cara terbaik mengatasi turbulensi adalah dengan ikut memantul seiring pergerakan pesawat yang naik turun.
Ini bisa mencegah dampak turbulensi untuk tubuh kita, misalnya terpental atau terbentur.
10. Alihkan Pikiran saat Turbulensi
Kapten Ron Nielsen, seorang pilot dan veterang industri maskapai penerbangan selama 40 tahun yang mengajar kelas takut terbang menyarankan untuk mengalihkan pikiran selama turbulensi.
Ia menyarankan untuk meletakkan pulpen di tangan yang tidak biasanya kamu gunakan untuk menulis. Lalu tulis namamu.
Menurutnya, hal ini membuat penumpang lebih fokus pada apa yang dia lakukan, karena biasanya dia tidak menulis dengan tangan tersebut.
Kedua, itu juga memindahkan fungsi motorik di otak kita, dengan menggunakan sisi otak yang lain dari yang biasanya kita gunakan.
(Penulis: Iveta R., Syifa Nuri Khairunnisa)
Baca Juga: Cara Mengisi Bahan Bakar Pesawat, Avtur Dialirkan Melalui 'Hydrant Pit', Apa Itu?
----
Kuis! |
Ada berapa tingkatan turbulensi? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR