Bobo.id - Teman-teman pernah mengalami ketindihan saat tidur?
Ketindihan ditandai dengan kondisi tubuh kaku dan tidak bisa digerakkan, padahal kita dalam kondisi sadar dan bangun tidur.
Saat mengalami ketindihan, kita tidak bisa berbicara dan bergerak.
Selain itu, selama ketindihan sering kali kita merasa sesak, merasa bising, sulit bernapas, dan berkeringat.
Tak salah, banyak yang menghubungkan ketindihan dengan hal-hal berbau horor, misalnya kita sedang diganggu hantu.
Tapi, sebenarnya ketindihan bisa dijelaskan secara ilmiah, kok.
Penyebab Ketindihan
Dalam bahasa medisnya, ketindihan ini disebut dengan sleep paralysis.
Untuk mengetahui penyebab ketindihan, kita perlu memahami empat fase tidur terlebih dulu, ya.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Gejala Sleep Apnea, Mendengkur Bisa Sebabkan Bahaya Ini
Tidur pada dasarnya dapat dibagi dalam empat fase, yakni tahapan tidur paling ringan (setengah sadar), tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam, dan rapid eye movement (REM).
Fase tidur inilah yang bisa menjadi dasar proses terjadinya ketindihan atau kelumpuhan tidur.
- Pertama, seseorang dari keadaan sadar (saat hendak tidur) akan beralih ke fase tidur paling ringan, tapi kemudian tiba-tiba langsung melompat ke fase REM (mimpi).
Dua tahap tidur pun terlewati, yakni tidur lebih dalam dan tidur paling dalam.
Gelombang otak alhasil tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya karena kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur.
- Kedua, otak mendadak terbangun dari tahap REM, sedangkan tubuh masih dalam keadaan tidur paling dalam.
Seseorang bisa merasa sangat sadar, tetapi tubuh tidak bisa bergerak atau digerakkan.
Otak yang tiba-tiba sadar pun dapat mengalami halusinasi, bisa jadi berupa bayangan menyeramkan di sekitar tempat tidur.
Bayangan itu bisa juga berupa tekanan pada dada dan sehingga sulit bernapas. Halusinasi inilah yang menyebabkan kita seolah-olah melihat bayangan menyeramkan.
- Ketiga, seseorang akan merasa panik dan ketakutan adanya halusinasi tersebut. Akan tetapi, tubuh yang masih dalam keadaan tidur paling dalam hanya bisa mengalami kesadaran di bagian tubuh atas, yakni mata dan telinga.
Sementara, tubuh bagian bawah terasa sulit digerakan. Otak manusia masih terjaga, namun karena anggota tubuh sedang tidur, otak hanya dapat membuat indera tertentu terjaga, seperti mata yang masih dapat melirik dan telinga dapat mendengar.
- Keempat, setelah beberapa menit terjadi kombinasi proses halusinasi dan tubuh tidak bisa digerakkan, biasanya akan ada sedikit rasa dingin yang menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.
Perlahan, ujung kaki atau tangan bisa digerakkan kembali dan halusinasi mengerikan menghilang.
Jadi, ketindihan secara sederhana dapat terjadi karena seseorang bangun di tengah fase REM dalam tidur.
Ketindihan adalah kelumpuhan tidur yang ditandai transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak selaras dengan otak.
Mengatasi Ketindihan
Ada beberapa faktor yang bisa memicu ketindihan, di antaranya posisi tidur, terlalu lelah, kurang tidur, jadwal tidur yang berubah-ubah, sedang tertekan, perasaan cemas, dan suhu ruangan yang tidak sesuai.
Nah, untuk mengatasi ketindihan ini kita harus menghindari faktor-faktor yang memicu ketindihan.
Baca Juga: Sering Marah dan Merasa Tidak Nyaman saat Bangun Tidur? Mungkin Kamu Mengalami Sleep Inertia!
Berikut ini contoh-contoh cara mengatasi ketindihan:
- Gerakkan ujung jari kaki dan tangan perlahan-lahan sampai kita bisa menggerakkan bagian tubuh lainnya.
- Tetap tenang dan tidak panik.
- Tarik napas panjang dan dalam.
- Saat sudah tersadar, ubah posisi tidur dan buat badan serileks mungkin.
Teman-teman, itulah penyebab ketindihan dan cara mengatasi ketindihan.
Ketindihan atau sleep paralysis memiliki penjelasan medis, kok.
Saat mengalami ketindihan, jangan berpikiran yang buruk dulu, ya.
Usahakan untuk tetap tenang dan tidak panik saat mengalami ketindihan.
----
Kuis! |
Sebutkan 4 fase dalam tidur! |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR