Bobo.id - Apakah teman-teman dulunya pernah melihat animasi Woody Woodpecker? Karakter Woody Woodpecker sendiri terinspirasi dari burung pelatuk atau Picidae yang langka.
Burung pelatuk atau woodpecker ini mempunyai bulu berwarna merah yang cerah di kepalanya dan bulu berwarna kecokelatan, hitam, dan putih di bagian badannya.
Burung woodpecker sebenarnya sudah dikategorikan sebagai spesies burung terancam punah sejak 1967, akibat kondisi perang dunia yang sedang berlangsung.
Sejak saat itulah, populasi woodpecker semakin menyusut, hingga akhirnya konservasi burung National Audubon Society pada 2021 menyatakan spesies ini sudah punah.
Alasannya, karena tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupannya di alam bebas. Untuk itu, teman-teman bisa mengetahui tentang fakta unik mengenai burung pelatuk ini. Yuk, simak!
Fakta-Fakta Unik tentang Burung Woodpecker
1. Habitat Burung Woodpecker
Burung woodpecker menyukai habitat hutan pohon pinus atau rawa-rawa dengan pepohonan yang berkayu keras.
Sebelum adanya perang dunia, burung woodpecker banyak ditemukan di wilayah Amerika Serikat bagian selatan yang banyak ditumbuhi hutan kayu keras.
Baca Juga: Apakah Semua Burung Hantu Keluar di Malam Hari Seperti dalam Dongeng? #MendongengUntukCerdas
Bahkan, pada sat itu bisa ditemukan sampai wilayah Kuba di Amerika Selatan.
Tetapi, saat ini hutan berkayu keras sudah banyak digunduli untuk memenuhi kebutuhan industri manusia. Akibatnya, burung woodpecker semakin langka dijumpai setiap harinya.
2. Makanan Burung Woodpecker
Alasan burung ini dijuluki woodpecker atau pelatuk, karena mereka suka mematuki pohon berkayu sampai berlubang untuk menemukan makanannya.
Di dalam kayu yang hampir busuk, mereka akan menemukan larva yang bisa dimakan.
Selain itu, burung woodpecker juga memakan biji, buah, dan serangga lainnya yang ada di pohon.
Burung woodpecker akan memukul-mukul paruhnya ke batang pohon, memotong, bahkan mengupas kulit pohon mati untuk mendapatkan makanannya, lo.
3. Burung Woodpecker Hanya Kawin Satu Kali Seumur Hidup
Menurut peneliti burung, burung woodpecker hanya mempunyai satu pasangan untuk seumur hidupnya.
Baca Juga: Baru Tahu, Ternyata Inilah Burung Penerbang Tertinggi dari Semua Spesies Burung
Mereka akan bekerja sama dan pergi bersama pasangannya untuk mencari makanan atau menggali sarang di pohon mati untuk anak-anaknya.
Selain itu, burung pelatuk betina bisa menghasilkan dua sampai lima telur, lo.
Karena pasangan burung pelatuk bisa diajak bekerja sama, maka baik yang betina dan jantan sama-sama mempunyai tugas mengerami telur.
Mereka akan berbagi peran, jika salah satunya mengerami telur maka yang lainnya akan mencari makanan.
4. Bentuk Paruh Woodpecker
Karena paruhnya digunakan untuk melubangi pohon yang hampir mati, maka mereka mempunyai bentuk paruh yang melengkung.
Umumnya, bentuk paruh burung pelatuk mempunyai panjang sekitar 48 sampai 53 centimeter.
Selain itu, kedua sayapnya bisa direntangkan hingga sepanjang 76,2 centimeter.
5. Cara Burung Woodpecker Berkomunikasi
Baca Juga: Kenapa Burung Tidak Bisa Terbang sampai ke Ruang Angkasa? Ternyata Ini Sebabnya
Burung-burung woodpecker bisa berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan indra pendengarannya.
Ternyata, burung ini bisa mengeluarkan suara yang nyaring dan bisa dipahami oleh kelompoknya.
Cara lainnya adalah dengan mengetuk-ngetukkan paruhnya dengan ketukan tertentu. Ketukan ini bisa menyampaikan pesan ke sesama burung pelatuk lainnya yang mendengar.
Nah, itulah kelima fakta-fakta unik mengenai burung woodpecker yang sudah dinyatakan punah.
Jadi, agar hewan lainnya tidak punah, teman-teman harus menjaga kelestarian hutan dan menjaga ekosistemnya.
---
Kuis! |
Sejak kapan burung woodpecker punah? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Keluarga, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR