Nasi uduk disebut sebagai kreasi menu nasi lemak dari budaya Melayu. Pada zaman dulu, bangsa Melayu pindah dari daerah Malaka ke Batavia atau Jakarta.
Nah, ketika berpindah inilah, bangsa Melayu membawa makanan khas mereka yaitu nasi lemak.
Sekitar tahun 1628-1629, masuk kerajaan Mataram menyerang VOC. Jadi, di Betawi ada orang Melayu dan orang Jawa.
Orang Jawa di Betawi sudah terbiasa dengan nasi gurih, sedangkan orang Melayu membawa nasi lemak.
Dua budaya ini lama-kelamaan melebur dan mencampur dua ciri khas yang dimiliki masing-masing.
Oleh sebab itu, terjadinya percampuran nasi lemak dan nasi gurih sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Saat ini, nasi uduk sudah melekat erat dengan tradisi budaya Betawi yang tidak hanya disuguhkan untuk menu makan sehari-hari. Namun juga, menu sajian spesial di acara penting.
Baca Juga: Lezat dan Bikin Nagih, Ini 4 Rahasia Bikin Onigiri agar Hasilnya Tidak Lengket dan Lembek di Tangan
Punya Arti Nama
Jarang diketahui orang, ternyata nama nasi uduk tidak hanya dipilih secara sembarangan. Sebab, 'uduk' sebenarnya berarti 'susah'.
Di masa lalu, nasi uduk menjadi menu bekal wajib para petani untuk dimakan di ladang persawahan.
Bahkan konon katanya, nasi uduk awalnya dimasak dan dinikmati oleh rakyat kecil, teman-teman.
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR